Ini 5 Masalah Utama Kota Banda Aceh

masalah utama kota banda aceh
Data Analis Yasasan Institute for Statistics and Socio-Ecological Development (ISSED) Keumala Andayani, Minggu (16/6/2024) dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan hasil survey mereka berhasil menemukan lima masalah utama Kota Banda Aceh.Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Yayasan ISSED menemukan lima masalah utama Kota Banda Aceh yang selama ini tak kunjung tuntas diselesaikan oleh pemerintah. Masalah-masalah tersebut ditemukan oleh ISSED berdasarkan hasil survey yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Data Analis Yasasan Institute for Statistics and Socio-Ecological Development (ISSED) Keumala Andayani, Minggu (16/6/2024) dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan lima masalah utama Kota Banda Aceh, didapatkan berdasarkan survey yang dilakukan secara mendalam.

Keumala Andayani menyebutkan lima masalah utama Kota Banda Aceh, yaitu lapangan kerja, fasilitas dasar seperti air dan listrik, beasiswa pendidikan, dan pelaksanaan syariat Islam. Lima masalah tersebut mendapatkan paling banyak perhatian warga kota.

Baca: Wakil Rektor IV USK Sebut Aceh Sibuk Bertengkar Lupa Berbisnis

Saat ini Banda Aceh mengalami persoalan kurangnya lapangan kerja. Persoalan lapangan kerja dipilih sebagai masalah paling mendesak di peringkat satu dan dua oleh warga kota.

Masalah fasilitas dasar berada pada peringkat ketiga, disusul masalah biaya pendidikan yang makin mahal. Selanjutnya pada peringkat kelima, warga Kota Banda Aceh memilih isu pelaksanaan Syariat Islam.

Menurut Keumala, hasil survey tersebut tidak begitu mengejutkan. Warga Banda Aceh yang cukup baik pendidikannya dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi kedua di Indonesia, tentu perlu lapangan kerja yang makin besar.

Persoalan-persoalan tersebut merupakan pekerjaan rumah yang harus ditangani oleh pemerintah.

Trisna Mulyati dari Sydney, dalam pernyataan yang sama menyebutkan calon walikota dan wakil walikota Banda Aceh yang akan datang, diharapkan yang dapat memimpin penciptaan sebanyak mungkin lapangan kerja dan menangani masalah warga tersebut.

“Warga Banda Aceh menginginkan calon pemimpin yang dianggap mampu dan punya rekam jejak dalam menangani masalah-masalah tersebut,” kata Trisna Mulyati.

Yayasan ISSED sebagai lembaga independen, berharap pilkada di Kota Banda Aceh berlangsung lebih baik, karena warga Banda Aceh yang sebagian besar diperkirakan adalah pemilih rasional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here