Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Aceh pada Desember 2024 mencapai Rp164.350.000.000 atau US$ 10,05 juta (kurs Rp16.440 per Selasa, 4/2/2024).
Angka ini mengalami penurunan tajam sebesar 87,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari total nilai impor tersebut, sebanyak US$ 9,71 juta atau 96,60 persen merupakan impor beras dari tiga negara, yakni Pakistan, Thailand, dan Myanmar.
Beras menjadi komoditas impor terbesar, bahkan mendominasi peringkat pertama, kedua, dan ketiga dalam daftar barang yang masuk ke Aceh selama bulan terakhir tahun 2024.
Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution menjelaskan Pakistan menjadi negara pemasok terbesar dengan nilai impor mencapai US$ 3,77 juta atau sekitar 37,55 persen dari total impor beras.
Baca juga: Penurunan Tarif Listrik Tekan Inflasi Aceh pada Januari 2025
Disusul Thailand dengan nilai US$ 3,09 juta atau 34,14 persen, sementara Myanmar menyumbang US$ 2,84 juta atau 28,30 persen. Selain beras, satu-satunya komoditas lain yang diimpor Aceh pada Desember 2024 adalah gypsum dan anhidrit dengan nilai US$ 0,34 juta atau hanya 3,40 persen dari total impor.
Fenomena dominasi beras dalam daftar impor menjadi perhatian khusus. Ahmadriswan menyoroti bagaimana ketiga negara pemasok utama beras mengisi hampir seluruh kebutuhan impor Aceh pada bulan tersebut.
Ia juga mengungkapkan perkembangan impor pada Januari 2025 masih perlu ditunggu untuk melihat apakah tren ini akan berlanjut.
“Menarik ini, peringkat pertama, kedua, ketiga impor adalah beras. Ini kondisi Desember, kita lihat juga di Januari apakah juga impor beras nanti kita akan tunggu rilis di bulan berikutnya,” jelas Riswan, Senin (3/2/2025).
Di sisi lain, ekspor Aceh pada Desember 2024 tercatat mencapai US$ 71,19 juta, mengalami kenaikan sebesar 26,20 persen dibandingkan November 2024. India menjadi tujuan utama ekspor dengan nilai US$ 42,66 juta, didominasi komoditas batu bara.
Secara keseluruhan, batu bara mendominasi ekspor dengan nilai US$ 44,29 juta atau 62,21 persen dari total ekspor, diikuti oleh komoditas lain seperti kopi, kondensat, cangkang kernel kelapa sawit, furnitur, dan ikan olahan.
Dengan nilai ekspor yang jauh lebih besar dibanding impor, neraca perdagangan luar negeri Aceh pada Desember 2024 mencatat surplus sebesar US$ 61,14 juta.