![Kapolri Hoaks Ancaman Tertinggi Pilkada 2024](https://i0.wp.com/komparatif.id/wp-content/uploads/2024/11/Kapolri.jpg?resize=696%2C435&ssl=1)
Komparatif.ID, Jakarta— Hoaks (kabar bohong) jadi ancaman tertinggi Pilkada Serentak 2024. Kerentanan potensi media sosial disebut berpeluang besar menyebabkan terjadi salah persepsi di tengah masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Rapat Koordinasi Nasional Pemerintah Pusat dan Daerah tahun 2024 di Sentul International Convention Centre (SICC), Kamis (7/11/2024).
“Karena saat ini salah satu ancaman tertinggi adalah adanya misinformasi dan disinformasi terkait dengan penyebaran berita hoaks,” tutur Kapolri.
Listyo mengungkapkan saat ini media sosial telah menjadi salah satu ruang yang paling rentan terhadap penyebaran hoaks. Dari total 33 miliar interaksi di media sosial, 38% diantaranya berisi konten positif, 23% netral, sementara 29% adalah konten negatif.
“Kemudian juga ada satu tambahan yang mungkin juga harus rekan-rekan ikuti terkait dengan potensi kerawanan yang terjadi di media sosial. Karena saat ini kalau kita ikuti ada 33 miliar interaksi media sosial, 38% isinya positif, 23% netral, dan 29% negatif,” ujarnya.
Kapolri menjelaskan tidak semuanya mampu membedakan antara informasi yang benar dan yang tidak. Hal ini memperbesar peluang terjadinya salah persepsi di kalangan masyarakat.
Baca juga: Polisi Amankan 5 Tersangka Penjudi di Banda Aceh
“Ini tentunya harus diantisipasi, karena tidak semua masyarakat kemudian bisa membedakan apakah ini hoaks atau apakah ini berita yang benar,” lanjutnya.
Sigit juga menjelaskan hoaks dapat berdampak luas, dan berpotensi memprovokasi dan membentuk persepsi negatif dalam masyarakat, sehingga perlu diantisipasi dengan langkah pencegahan yang lebih intensif.
Sigit juga meminta agar seluruh elemen Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dapat bersiap menghadapi berbagai potensi konflik yang mungkin muncul selama berlangsungnya Pilkada 2024.
“Tentunya ini membutuhkan kesiapan rekan-rekan dalam menghadapi potensi polarisasi yang tentunya akan lebih tinggi dibandingkan dengan Pilpres. Karena ini dilaksanakan serentak, tentunya harus mampu melihat dan mendalami potensi konflik yang terjadi sehingga kekuatan yang rekan-rekan miliki kita semua siap menghadapi potensi permasalahan apa pun,” imbuhnya.