Guru Dalam Pandangan Islam

Saiful Bahri, menulis tentang mulianya guru dalam pandangan Islam. Foto: Doc. pribadi.
Saiful Bahri, menulis tentang mulianya guru dalam pandangan Islam. Foto: Doc. pribadi.

Guru merupakan seseorang yang mendidik, membimbing, mengajarkan, mengarahkan, melatih, menilai, dan orang yang memiliki kemuliaan. Sebab, seorang guru adalah sebaik-baiknya orang yang tidak pelit ilmu yang dimilikinya.

Salah satu ayat yang menerangkan tentang keutamaan menjadi seorang guru adalah QS. Al-Mujadilah ayat 11. Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Baca juga: Menyambut Kaukus Pemuda Pidie

Selain dari berbagai ayat Alquran, keutamaan menjadi seorang guru juga terdapat dalam puluhan hingga ratusan sabda Nabi SAW. Sebagaimana dikatakan bahwa ulama adalah pewaris para nabi. Hal tersebut menunjukkan betapa tingginya derajat seorang pendidik. Hadis riwayat Ibnu ‘Abdil Barr menyatakan, “Pada hari kiamat, tinta orang-orang yang berilmu ditimbang dengan darah para syuhada.”

Sedangkan dalam hadis lain yang diriwayatkan Ibnu Majah, dikatakan bahwa golongan yang diberi kesempatan memberikan syafaat, di samping para nabi dan para syuhada adalah orang-orang yang berilmu.

Guru Grup WA

Sekarang sangat berbeda dengan kondisi masa lalu. Saat ini guru hanya ada di dunia maya, selanjutnya orangtua yang berperan mengajar dan mendidik generasi muda di rumahnya. Orangtua dipaksa harus dapat membimbing serta mengajari generasinya untuk dapat menyelesaikan pembelajaran yang sudah di-transfer melalui grup WA ataupun menyelesaikan tugas yang dikirim guru.

Sebelum dan sesudah pandemi Covid-19, pendidik di Indonesia menghadapi dilema yang sama; semakin tidak dihormati. Tindakan-tindakan mereka dalam mengelola kelas, seringkali berujung ke perkara hukum. Ada yang dipukuli oleh orangtua murid, ada yang harus masuk jeruji besi.

Memuliakan Guru

Jepang merupakan negara yang patut menjadi tempat kita belajar tentang penghormatan terhadap guru. Bermula dari serangan bom atom Amerika Serikat pada tahun 1945, guru mendapatkan tempat terhormat di negara Matahari Terbit itu.

Bila hari ini Jepang unggul dalam banyak hal, itu bukan hasil bim salabim avra kadavra. Ada proses panjang yang dimulai dari dari menjunujung tinggi guru dan ilmu pengetahuan.

Memuliakan seorang pengajar merupakan langkah nyata yang harus dilakukan semua anggota masyarakat. Karena secara langsung maupun tidak langsung, pembentukan siswa yang sedang proses pencarian jati diri selalu diawali dari memberikan nilai penting terhadap keberadaan pemberi ilmu.

Pun demikian, pendidik juga harus menjunjung tinggi etika dan moral. Menjaga sebaik mungkin martabatnya. Tidak boleh hadir sebatas pemberi materi di dalam kelas, tanpa menempatkan diri sebagai orang yang menjadi tempat belajar banyak hal oleh murid.

Orang-orang di masa lalu telah mengingatkan kita melalui sebuah peribahasa: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

Mari kita re-start  semangat mendidik. Bangun komunikasi intensif dan menarik antara pendidik, murid, dan orangtua murid. Mari menjadi guru yang ideal, sesuai dengan arti guru yang sebenarnya.  Selamat Hari Guru Nasional, 25 November 2022.

Saiful Bahri. Pengajar Matematika dan Prakarya SMP Sukma Bangsa Pidie.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here