Gempa Turki-Suriah: Kondisi Sulit Hambat Pencarian & Penyelamatan

Korban bayi Ayse Vera dan ibunya (tidak terlihat) diselamatkan dari bawah reruntuhan bangunan yang runtuh setelah 29 jam. Foto: Anadolu Agency/Getty Images

Komparatif.ID, Ankara— Puluhan gempa susulan yang kuat terus mengguncang Turki selatan dan Suriah utara pada Selasa (7/2/2023), mulai menghambat upaya pencarian dan penyelamatan korban.

Hal tersebut semakin diperparah karena kondisi sulit, seperti suhu dingin, dan kerusakan jalan yang dialami tim penyelamat. Dalam siaran resmi, WHO memperingatkan gempa Turki-Suriah mungkin menelan korban hingga 20.000 jiwa.

Pada Selasa pagi waktu setempat, Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay mengatakan 3.419 orang tewas dalam gempa tersebut, dengan 20.534 lainnya luka-luka. Jumlah kematian yang dikonfirmasi di sisi perbatasan Suriah naik menjadi 1.602, sehingga total korban jiwa di kedua negara menjadi 5.021.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Bertambah Jadi 5.021 Orang

Badan penanggulangan bencana Turki mengatakan telah mencatat 11.342 laporan bangunan yang runtuh, 5.775 diantaranya telah dikonfirmasi.

Kendala juga dialami tim penyelamat di Suriah utara yang dikuasai pemberontak. Mereka mengatakan kekurangan bahan bakar, dan peralatan dasar memadai untuk menyelamatkan korban yang masih terjebak di bawah puing reruntuhan.

Sebelumya, Madevi Sun-Suona juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Bantuan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan logistik bantuan kritis dari Turki ke barat laut Suriah untuk sementara dihentikan karena kerusakan jalan.

Murat Harun Öngören, koordinator organisasi bantuan dan penyelamatan masyarakat sipil terbesar Turki (AKUT), mengatakan upaya untuk menjangkau korban yang terkena dampak di seluruh Turki selatan telah sangat terhambat oleh cuaca dingin dan kondisi es, serta luasnya daerah yang harus diselamatkan

Koordinator AKUT itu mengatakan korban yang terperangkap di bawah puing-puing semakin berisiko setiap jam.

“Memastikan korban mendapatkan bantuan yang tepat mungkin tidak mudah untuk 72 jam pertama setelah gempa besar dan dahsyat seperti itu. Koordinasi tim, masalah transportasi dan logistik tidak mudah,” ” kata Murat.

Operasi pencarian dan penyelamatan di Osmaniye, Turki. Foto: Anadolu Agency/Getty Images

Baca juga: Australia Janjikan Bantuan 151 M untuk Korban Gempa Turki

Penanganan Gempa di Suriah

Di Suriah, efek gempa diperparah dengan kerusakan yang diakibatkan oleh perang saudara yang telah berkobar sejak 11 tahun terakhir. Seorang Perwakilan pejabat tinggi PBB mengatakan kekurangan bahan bakar, dan cuaca musim dingin ekstrim menghambat upaya penyelamatan.

“Infrastruktur rusak, jalan yang biasa kami gunakan untuk pekerjaan kemanusiaan rusak, kami harus kreatif dalam menjangkau korban, tetapi kami (akan terus) bekerja keras,” kata koordinator PBB El-Mostafa Benlamlih kepada Reuters.

Di daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah utara, petugas penyelamat bekerja sepanjang malam untuk menemukan warga sipil yang masih terperangkap di bawah reruntuhan, sementara yang lain berusaha mencari perlindungan di tengah hujan yang membekukan.

“Gempa ini tidak mungkin datang pada waktu yang paling buruk. Situasi di lapangan adalah tidak ada tempat berlindung. Tidak ada tempat untuk pergi. Saat ini sedang hujan, dan rekan-rekan kami di lapangan berusaha mengeluarkan orang-orang dari puing-puing di tengah suhu yang membekukan,” kata Oubadah Alwan, juru bicara pasukan Pertahanan Sipil Suriah, yang juga dikenal sebagai Helm Putih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here