Komparatif.ID, Tokyo— Badan Meteorologi Jepang mencabut semua peringatan tsunami di sepanjang Laut Jepang setelah gempa dahsyat berkekuatan 7,6 skala Richter berpusat di Prefektur Ishikawa, Jepang tengah pada Senin sore (1/1/2023) waktu setempat.
Meskipun telah dikonfirmasi setidaknya 8 orang tewas, otoritas memperingatkan jumlah korban bisa bertambah, sementara gempa susulan yang kuat dikhawatirkan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Guncangan gempa yang terjadi pada Hari Tahun Baru ini memicu peringatan tsunami besar di sejumlah prefektur, terutama di Ishikawa. Beberapa kota di wilayah tersebut melapor adanya gelombang signifikan, seperti Wajima yang mencatat tinggi gelombang lebih dari 120 sentimeter.
Bukan hanya itu, kebakaran melanda Kota Wajima tak lama setelah gempa, menghancurkan lebih dari 100 toko dan rumah di pasar tradisional terkenal di kalangan wisatawan.
Kota Wajima dilaporkan mengalami kerusakan serius, satu gedung tujuh lantai roboh total. Paling tidak, delapan orang tewas, termasuk seorang pria yang tertimpa bangunan yang runtuh. Pemadam kebakaran Wajima menerima lebih dari 50 laporan rumah yang runtuh, dan laporan adanya orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Baca juga: Difasilitasi OISCA Indonesia, 3 Pemuda Aceh Akan Magang ke Jepang
Tidak hanya Wajima dan Ishikawa yang terkena dampak, prefektur lain seperti Niigata dan Toyama juga melaporkan puluhan orang terluka. Lebih dari 100 guncangan dirasakan sejak gempa awal, dan Badan Meteorologi mengindikasikan adanya potensi gempa susulan yang kuat dalam dua hingga tiga hari ke depan.
Di Prefektur Toyama, dilaporkan jalanan mengalami retakan dan pipa air yang rusak. Prefektur Ishikawa melaporkan lebih dari 32.000 orang bermalam di tempat penampungan evakuasi di seluruh wilayah, sementara beberapa fasilitas nuklir di daerah tersebut dilaporkan aman tanpa ada indikasi kebocoran.
Perusahaan Tenaga Listrik Hokuriku mengumumkan pemadaman listrik di dua generator di pembangkit listrik tenaga termal Nanao Ota di Prefektur Ishikawa, mempengaruhi lebih dari 44.000 rumah tangga.
Layanan kereta cepat Shinkansen juga terkena dampak, Jalur Hokuriku dan Joetsu Shinkansen ditangguhkan sebagian pada Selasa (2/1/2024) pagi. Operator telepon seluler besar Jepang juga melaporkan gangguan layanan di wilayah yang terkena dampak gempa.