Gaza Di Bawah Serangan Mortir dan Artileri

Jakur Gaza
Api dan asap membumbung tinggi di atas Kota Gaza yang dibombardir oleh Israel, setelah serangan awal dilakukan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) pagi. Foto: AP.

Komparatif.ID, Tel Aviv—Perang terus berlangsung di Jalur Gaza, setelah serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) pagi di bagian selatan Israel. Menurut laporan, jumlah korban terus berjatuhan. Pemerintah Israel menyatakan keadaan perang.

Informasi terbaru yang diterima Komparatif.ID, Senin (9/10/2023) perang terus berlangsung di Jalur Gaza. Kedua belah pihak saling serang dengan senjata dan amunisi masing-masing. Ketakutan menjalar di seluruh negeri. Warga diterpa stress tingkat tinggi. Tangisan di mana-mana.

Pertempuran sengit terus berlangsung sejak serangan Hamas untuk pertama kalinya pada Sabtu pagi.

Baca: Warga Israel Dilanda Ketakutan Sejak Serangan Hamas

Hizbullah menyatakan bertanggungjawab atas serangan mortar dari Lebanon ke peternakan Sheeba yang saat ini diduduki oleh Israel. Pun demikian, Pemerintah Israel membalas serangan tersebut mempergunakan artileri.

Dikutip dari Aljazeera, Francesca Albanese, petugas pemberi informasi PBB di Palestina, mengatakan dirinya sangat ketakutan dengan kondisi saat ini. Pekerja yang bertugas sebagai pelapor khusus Hak Asasi Manusia (HAM) tersebut mengaku sulit melukiskan betapa mencekamnya keadaan.

Albanese, yang telah menjabat sebagai pakar hak asasi manusia independen PBB selama 16 bulan, mengatakan bahwa meningkatnya kekerasan terhadap warga Palestina yang tidak berdaya adalah sesuatu yang telah berlangsung selama lebih dari enam dekade. Lima puluh enam tahun hanya dalam konteks pendudukan.

Dia mengakui bahwa orang-orang Israel menderita, namun hal ini perlu dimasukkan ke dalam konteks penindasan yang dilakukan selama beberapa dekade terhadap orang-orang Palestina.

“Pendudukan militer dan kolonial pemukim yang dilakukan Israel menjebak kedua pihak,” tambahnya.

Politisi dan pembuat kebijakan harus memprioritaskan pemulihan legalitas dan akuntabilitas, menggunakan diplomasi dan perdamaian sebagai metode penyelesaian konflik.“Daripada menganjurkan lebih banyak kekerasan atau berpihak pada satu pihak atau pihak lain,” katanya.

Israel telah memperbarui serangan udara di Jalur Gaza dan terus menyerang sasaran-sasaran di daerah kantong yang terkepung, termasuk situs-situs yang berhubungan dengan pemerintah dan militer.

Kompleks pelatihan militer Ansar termasuk di antara bangunan yang menjadi sasaran serangan tersebut.

Sebagai pembalasan, puluhan roket diluncurkan dari Gaza ke kota Ashkelon di Israel selatan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here