Komparatif.ID, Banda Aceh— Fotografer kawakan Frans Dellian akan menggelar pameran tunggal bertajuk “20 Tahun Tsunami Dalam Bingkai” pada 25-27 Desember 2024 di Gunongan, Banda Aceh.
Pameran ini menjadi momen refleksi atas tragedi tersebut, sekaligus upaya melestarikan memori kolektif tentang peristiwa dahsyat yang mengguncang Aceh dua dekade lalu.
Frans Dellian bukan sekadar fotografer biasa. Ia menjadi saksi langsung saat gempa mengguncang Aceh sebelum tsunami datang melanda. Dengan keberanian dan naluri jurnalistiknya, Frans berhasil mengabadikan detik-detik setelah gempa dan kekacauan yang menyusulnya.
Karya-karya yang akan dipamerkan dalam acara ini adalah koleksi foto yang belum pernah ditampilkan sebelumnya, menjadikannya kesempatan langka bagi publik untuk menyaksikan sisi lain dari tragedi tersebut yang belum banyak diketahui.
Baca juga: Merawat Memori Tsunami untuk Edukasi Global
Pameran ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 1 dan sejumlah rekan fotografer. Pameran ini dipandang sebagai langkah penting dalam mengenang korban tsunami sekaligus sebagai medium edukasi bagi generasi muda.
Piet Rusdi, salah satu tokoh yang turut mendukung acara ini, mengungkapkan kekagumannya terhadap upaya Frans. “Saya sangat mendukung dan mensupport sepenuhnya kegiatan pameran foto yang dipamerkan. Saya juga terharu karena Bang Frans sempat mendokumentasikan situs-situs bersejarah yang juga terkena tsunami pada tahun 2005 silam, seperti batu nisan yang berserakan di kuburan Syiah Kuala,” ujar Piet, Senin (23/12/2024).
Tidak hanya menghadirkan pameran foto, acara ini juga akan dilengkapi dengan talkshow dan bedah foto yang dirancang untuk memperdalam pemahaman tentang dokumentasi kebencanaan.
Dalam sesi ini, Frans Dellian bersama para fotografer lainnya akan berbagi pengalaman mereka tentang tantangan dan risiko yang dihadapi saat memotret di tengah situasi darurat.
Selain itu, ia juga akan membagikan tips dan trik dalam menghasilkan dokumentasi yang tidak hanya berkualitas secara visual, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang mendalam.