Komparatif.ID, Bireuen— Farah Jauza, siswi SMAN 2 Peusangan ini tidak pernah mengira perjalanan hobinya di bidang tarik suara berhasil membawanya meraih banyak penghargaan, termasuk saat merebut juara 1 lomba Syarhil Al-Qur’an MTQ tingkat Kabupaten Bireuen.
Pada Senin, (21/11/2022) Farah menceritakan pengalamannya kepada Komparatif.ID. Ingatannya buram, ia tidak tahu sejak kapan suka bernyanyi. Namun yang pasti, bakatnya telah terlihat sedari kecil.
Siswa kelas 12 IPA 2 ini mengatakan sejak kecil suka bersenandung. Melihat potensi bakatnya, keluarga Farah lalu mengasah potensi itu lebih dalam melalui kelas vokal yang diikuti sejak SMP hingga kini.
Perhitungan keluarga Farah tepat. Farah akhirnya berhasil meraih berbagai macam penghargaan, serta mengharumkan nama keluarga dan sekolahnya.
Pada Juni 2022 lalu, Farah berhasil menjadi juara juara 1 lomba Syarhil Al-Qur’an MTQ tingkat Kabupaten Bireuen, saat itu ia bertindak sebagai pembaca sari tilawah.
Tidak hanya itu, Farah juga mencatatkan prestasi yang sama bagi dibidang nyanyi. Pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten Bireuen yang diinisiasi Pusat Prestasi Nasional (PUSPRESNAS) Kemendikbud Ristek, Farah juga berhasil keluar sebagai juara.
Saat itu siswi asal Gampong Meuse, Kecamatan Kuta Blang ini membawakan lagu milik Agnez MO, dan juga Mahalini yang berjudul Sisa Rasa.
Kehebatan kemampuan tarik suaranya bahkan membawa Farah ke lomba yang tidak ia bayangkan sebelumnya. Lomba Peuratep Aneuk tingkat Kabupaten Bireuen yang digelar di Kuta Blang pada Agustus 2022 lalu.
Lomba Peuratep Aneuk sendiri merupakan lomba yang lebih menitikberatkan pada pelestarian budaya Aceh. Karena itu, Farah harus menghafal Hikayat Prang Sabi yang bahkan jarang sekali ia dan kawan-kawannya dengar.
“Meski berat, Alhamdulillah saya berhasil juara keluar sebagai juara satu se-Kabupaten Bireuen,” ujar Farah.
Farah mengatakan gelar demi gelar juara yang ia raih tidak lepas dari dukungan penuh keluarga. Ia menuturkan ayah dan ibunya sering sekali mengantar langsung dirinya ke tempat lomba, baik di bidang seni tilawah Al-Qur’an, atau pun menyanyi.
“Ayah dan ibu mendukung penuh, bahkan saya sering diantar orang tua ke tempat lomba orang tua,” ujar Farah.
Keberhasilan Farah merubah hobi menjadi prestasi juga mendapatkan dukungan sama dari sekolah.
SMAN 2 Peusangan menyediakan kelas tambahan serta kompensasi akademik bagi siswa-siswinya yang bertarung mengharumkan nama sekolah.
“Sekolah juga mendukung, makanya nilai saya tetap terjaga dengan baik meski mengikuti berbagai macam lomba,” tutup Farah.