Komparatif.ID, Bireuen— Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian dan lomba Desain Poster tentu hal yang sangat jauh berbeda. Tidak banyak mampu mengikuti keduanya dengan sama baik.
Namun Fadhilatun Nisa adalah kasus berbeda. Remaja asal Desa Pante Gajah, Kecamatan Peusangan ini mampu meraih prestasi yang sama baik di bidang eksakta dan non eksakta.
Pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) Kabupaten Bireuen yang digelar pada Juni lalu, Nisa berhasil meraih juara dua di bidang Kebumian.
Nisa mengatakan kebanyakan orang kurang mampu memahami perbedaan OSN bidang Kebumian dan OSN bidang Geografi, padahal penekanan pada dua olimpiade ini berbeda.
Olimpiade kebumian mempelajari tentang ilmu bumi; seperti geologi, geofisika, ilmu cuaca, oseanografi, astronomi, dan ilmu lingkungan.
Berbeda dengan Olimpiade Geografi, yang mempelajari seperti; iklim, bencana, sumber daya, lingkungan, tanah, pertanian, penduduk, kegiatan ekonomi, pembangunan, perkotaan, pelancongan dan budaya.
Siswi SMAN 2 Peusangan ini mengaku pelajaran tentang kebumian menyenangkan karena untuk mengetahui hal-hal disekitar kita yang mungkin terlihat sepele, seperti awan yang ternyata memiliki karakter yang berbeda-beda tergantung ketinggian, dan dampaknya terhadap kondisi lingkungan.
“Setelah mendalami ilmu Kebumian, saya sadar bahwa ada lebih banyak hal yang tidak ketahui di sekitar kita. Dapat menjawab berbagai fenomena di dekat kita tentu menyenangkan,” terang Nisa sumringah.
Juara OSN yang Suka Tantangan
Selain meraih prestasi di bidang eksakta, Nisa juga berhasil meraih prestasi dibidang seni. Pada lomba Desain Poster se-Aceh Nisa berhasil meraih peringkat 7, mengalahkan ratusan peserta lain.
Nisa menuturkan suka untuk terus menantang diri sendiri untuk menambah pengalaman, serta sebagai usaha mengupgrade kemampuan.
“Saya sendiri suka eksplore dan mencoba bermacam hal, untuk menambah pengalaman, dan terus berusaha mengupgrade diri,” tutur Nisa.
Dara asal Pante Gajah ini mengatakan sekolah mendukung penuh berbagai minatnya. Bahkan mendatangkan guru pendamping seni untuknya secara pribadi dari SMKN 3 Lhokseumawe.
Karena terbiasa dengan bermacam hal yang menguras waktu, Nisa selalu menyusun kegiatan harian secara terpola. Dalam sehari ia mengatakan hanya tidur 4-5 jam. Kegiatannya telah dimulai sejak Subuh hingga menjelang tidur.
“Saya tetap menikmati rutinitas itu, segala jadi menyenangkan bisa berasal dari hati,” ujarnya.
Nisa yang saat ini duduk di kelas 12 sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi.
“Tujuan saya antara dua, jurusan Bisnis di UNJ (Universitas Negeri Jakarta), atau jurusan DKV di Insistute Seni Jakarta (ISI),” tutup Nisa.