Komparatif.ID, Banda Aceh— Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Aceh, Rony Widijarto P, dalam acara bertajuk Peningkatan Nilai Tambah melalui Hilirisasi Pertanian dalam rangka Mendorong Perekonomian Aceh, mengatakan perekonomian Aceh tidak lepas dari berbagai dinamika. Selain itu, kondisi tidak stabil di Timur Tengah juga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi termasuk energi dan pangan.
Menurut Rony, pada 2023 ekonomi Aceh tumbuh kuat mencapai 4,23 persen, naik tipis dari tahun 2022 yang sebesar 4,21 persen. “Semoga pertumbuhan ekonomi Aceh bisa mencapai pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya pada Kamis (25/4/2024).
Rony melanjutkan, tingkat inflasi di Aceh pada periode yang sama sebesar 1,33 persen, menjadi yang terendah secara nasional. Selain itu, pertumbuhan infrastruktur di Aceh juga meningkat.
Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga di Aceh naik cukup signifikan yaitu 5,31 persen di tahun 2022 dan mencapai 5,05 persen di tahun 2023. BI Aceh memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 tetap akan kuat didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga. Namun, BI juga mengingatkan bahwa kondisi inflasi perlu diantisipasi peningkatannya.
Baca juga: Investasi Meningkat, Ekonomi Aceh Tumbuh 4,23% Pada 2023
Sebelumnya, pada penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Aceh untuk Tahun Anggaran 2023, Pj Gubernur Bustami Hamzah menyampaikan persentase penduduk miskin di Aceh turun dari 14,75 persen pada tahun 2022 menjadi 14,45 persen pada tahun 2023 (yoy).
Angka Kemiskinan Ekstrem juga mengalami penurunan signifikan, dari 2,95 persen menjadi 1,83 persen. Begitu pula dengan Angka Stunting yang mengalami penurunan dari 27.949 balita pada bulan Oktober 2023 menjadi 21.400 balita pada bulan Desember 2023.
Dalam laporan tersebut, disampaikan bahwa pendapatan Aceh pada tahun tersebut berhasil mencapai lebih dari Rp10,5 triliun, atau setara dengan 101,29 persen dari target awal yang ditetapkan sebesar Rp10,36 triliun.