Ekonomi Aceh Tetap Positif Meski Sedikit Melambat

ekonomi aceh
Pertumbuhan ekonomi provinsi di Sumatera. Infografis: Komparatif.ID/Fuad Saputra

Komparatif.ID, Banda Aceh— Dalam laporan ekonomi Aceh yang dirilis Bank Sentral Indonesia (BI), perekonomian Aceh mengalami sedikit perlambatan dibandingkan periode laporan triwulan sebelumnya.

Pada triwulan I 2022, ekonomi Aceh tumbuh sebesar 3,24% year over year (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,39% (yoy). Pada sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan didorong oleh konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri. Sementara, pada sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi utamanya disumbangkan oleh LU Perdagangan, Jasa Kesehatan serta Pertambangan.

Pertumbuhan ekonomi Aceh berbeda tipis dengan angka pertumbuhan ekonomi nasional diangka 4,03% yoy. Meski sedikit melambat, ekonomi Aceh masih tumbuh positif dengan menurunnya tingkat pengganguran dan inflasi yang terjaga stabil.

Dalam laporan yang diterbitkan BI itu, disebutkan kinerja keuangan Aceh pada triwulan I 2022 secara umum mengalami akselerasi, utamanya didorong oleh kenaikan realisasi anggaran APBD. Di sisi lain realisasi belanja APBN mengalami peningkatan baik secara nominal maupun persentase walaupun realisasi pendapatan APBN mengalami penurunan.

Bila ditinjau dari statistik yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Aceh memiliki kontribusi 4,88% terhadap perekomonian Suamtera secara kumulatif. Angka kontribusi ekonomi Aceh tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan laporan periode-periode sebelumnya.

Dengan proporsi itu, Aceh menjadi provinsi dengan perekomonian ketiga terkecil di Sumatera. Aceh hanya unggul atas Bengkulu (2,10 % yoy), dan Bangka Belitung (2,23 % yoy).

Riau (24,56% yoy), Sumatera Utara (22,92% yoy), dan Sumatera Selatan (13,05% yoy) masih menjadi provinsi dengan sumbangan ekonomi paling dominan di Sumatera dengan pangsa dari ketiga provinsi tersebut mencapai lebih dari 50% dari total ekonomi Sumatera.

Pada laporan triwulan I 2022 yang diterbitkan BI itu, konsumsi rumah tangga Aceh tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,44% (yoy), atau sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,85% (yoy).

Meski melambat, komsumsi rumah tangga Aceh masih tumbuh positif. Pertumbuhan tersebut didorong oleh kondisi perekonomian yang mulai berangsur pulih pasca pandemi COVID-19, sehingga berdampak pada peningkatan permintaan secara keseluruhan.

Kenaikan angka konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan masyarakat yang sudah lebih banyak beraktivitas di luar rumah. Selain itu, pada triwulan I, sebagian sekolah di Aceh mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka, sehingga membuat konsumsi rumah tangga untuk pendidikan ikut mengalami peningkatan.

Artikel SebelumnyaJelang 15 Agustus, Kapolda: Jangan Ada kegiatan Kontraproduktif!
Artikel SelanjutnyaMenyoal Kualitas Bimtek Desa yang Menyasar Bireuen

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here