Komparatif.ID, Banda Aceh— Calon Wali Kota Banda Aceh nomor urut 4 Irwan Djohan berjanji akan memberikan izin operasi bioskop syariah bila dirinya terpilih pada Pilwako 2024 mendatang.
“Untuk generasi muda kami memiliki beberapa program unggulan, salah satunya adalah bioskop syariah,” katanya lantang pada debat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh 2024 di Amel Convention Hall, Rabu (30/10/2024) malam .
Saat menyampaikan visi dan misi sesi segmen pertama, Irwan Djohan mengungkapkan generasi muda di Banda Aceh membutuhkan ruang hiburan yang sesuai dengan nilai-nilai syariah.
Program yang ditawarkan Irwan Djohan sontak menjadi sorotan karena di Aceh, bioskop telah lama tidak hadir di tengah masyarakat, terutama setelah penerapan syariat Islam yang lebih ketat pascatsunami.
Namun, wacana ini tidak lepas begitu saja dari sorotan debat perdana. Pada sesi tanya jawab, calon Wali Kota Banda Aceh nomor urut 01, Illiza Sa’aduddin Djamal, menanyakan lebih lanjut tentang konsep bioskop syariah yang diusulkan Irwan Djohan.
Eks anggota DPR RI itu mempertanyakan bagaimana detail perencanaan bioskop akan dibangun sesuai dengan aturan syariat Islam yang berlaku di Aceh. “Bagaimana memfilter jika ada adegan-adegan yang harus difilter, siapa yang mau membangun? Kalau itu hanya pemisah lelaki dan perempuan, saya pikir itu bukan konsep syariah,” tanya Illiza.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Irwan Djohan menekankan keinginan untuk menghadirkan bioskop syariah ini merupakan aspirasi lama yang diidamkan oleh banyak warga Banda Aceh.
Baca juga: Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat, Bustami & Mualem Tawarkan Solusi Berbeda
Menurutnya, selain untuk kaum muda, kalangan dewasa juga memiliki kebutuhan akan hiburan yang sejalan dengan nilai-nilai syariah. Irwan menyebutkan dulu, Banda Aceh memiliki sejumlah bioskop seperti Bioskop Gajah, Bioskop Elang, dan lainnya, yang kini hanya menjadi kenangan.
“Tidak tidak boleh menutup mata, menutup telinga bahwa (kehadiran) bioskop merupakan aspira yang sudah ada sejak lama yang sangat diinginkan warga Banda Aceh, bukan hanya generasi muda, kalangan dewasa juga,” tutur Irwan.
Ia menegaskan meski ingin membangkitkan kembali semangat tersebut, konsep bioskop yang akan dibangun akan tetap memperhatikan aturan syariat Islam serta disesuaikan dengan kondisi dan kearifan lokal di Aceh saat ini.
Meski tidak memberikan detail lengkap mengenai konsep bioskop syariah tersebut, Irwan menyebut akan menyusun perencanaan matang agar bioskop syariah yang diusungnya dapat sejalan dengan nilai-nilai Islam di Aceh.
“Bioskop harus tetap ada, syariat harus tetap berjalan. Mengenai bagaimana konsep bioskop syariah, nanti saya akan paparkan apabila Bunda ingin mengetahui detailnya,” tutur Irwan Djohan.
Mendengar jawaban tersebut, Illiza membalas agar program bioskop Irwan tersebut tidak menjadi ajang kepentingan pribadi atau politis semata. “Saya tidak mau hanya karena ambisi pribadi lantas memberikan janji manis,” balas Illiza.
Mantan Wali Kota Banda Aceh itu mengatakan pada 2017 lalu, Wali Kota yang terpilih saat itu juga menjanjikan hal serupa. Namun hingga jabatannya usai, bioskop urung terwujud di Banda Aceh.
“Dulu saat 2017 calon Wali Kota yang lalu juga menjanjikan bioskop, sampai hari ini juga belum bisa dihadirkan,” lanjutnya.
Illiza mengatakan dirinya tetap menaruh perhatian pada industri seni, termasuk perfilman. Ia bahkan menyebut dirinya sudah membintangi dua film. Berdasarkan pengalamannya, politisi PPP itu menyebut dibandingkan menghadirkan bioskop yang dilarang MPU, Pemko harusnya menjadi fasilitator pengembangan seni bagi kaum muda.
Irwan Djohan tidak tinggal diam usai mendengar jawaban Illiza. Politisi NasDem itu menyebut Illiza bertindak kontradiktif, mendukung pengembangan indsutri seni dan film tapi menolak kehadiran bioskop sebagai tempat menonton end produk-nya.
“Bunda sudah main film tapi kita tidak tahu mau nonton dimana,” imbuh Irwan.