Sosok kreator konten dengan nama Doktif tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial berkat ulasannya yang kritis dan edukatif terhadap produk kecantikan. Ciri khasnya yang selalu memakai topeng untuk menutupi bagian atas wajahnya, semakin menarik perhatian publik, serta menimbulkan berbagai spekulasi mengenai identitasnya.
Mengaku memiliki latar belakang di bidang medis, Doktif secara konsisten membahas kandungan dalam produk skincare secara mendalam, dan mengungkap klaim yang berlebihan dari berbagai merek kecantikan.
Baca: 7 Urutan Pemakaian Skincare Dasar
Dengan pendekatan berbasis investigasi, ia menyajikan informasi yang didukung oleh ilmu pengetahuan, guna membantu konsumen dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, ia juga kerap melakukan eksperimen terhadap berbagai produk untuk menguji efektivitasnya serta memberikan panduan penggunaan skincare yang tepat sesuai jenis kulit.
Alasan di Balik Anonimitas
Keputusan Doktif untuk mempertahankan anonimitasnya dengan selalu mengenakan topeng memunculkan beragam reaksi dari warganet. Sebagian menganggap langkah ini sebagai strategi unik untuk menjaga fokus pada edukasi yang ia berikan. Sementara yang lain menilai hal tersebut sebagai upaya menghindari perhatian publik. Dalam sebuah pernyataannya, Doktif menegaskan bahwa ia ingin dikenal melalui konten yang dibuatnya, bukan karena identitas pribadinya.
Meskipun demikian, keputusannya ini menuai sejumlah kritik. Salah satu asisten dari influencer skincare ternama menuduh bahwa alasan di balik penggunaan topeng adalah untuk menyembunyikan kondisi kulitnya yang tidak sempurna.
Tak hanya itu, ada pula pihak yang mempertanyakan kredibilitasnya sebagai edukator karena latar belakang profesionalnya tidak diketahui secara pasti. Kritik lain juga datang dari mereka yang berpendapat bahwa edukasi di bidang medis sebaiknya diberikan oleh tenaga ahli yang telah terverifikasi secara resmi.
Pro dan Kontra di Kalangan Publik
Banyak pengikut setianya yang memberikan dukungan terhadap pendekatan yang dilakukan oleh Doktif. Mereka menilai bahwa anonimitasnya memungkinkan Doktif untuk tetap bersikap independen dalam mengkritisi produk kecantikan tanpa adanya tekanan dari berbagai pihak.
Beberapa tenaga medis, termasuk dokter sekaligus influencer Ayman Alatas, turut memberikan dukungan dengan menyoroti pentingnya kebebasan dalam memberikan edukasi kesehatan dan kecantikan.
Selain itu, komunitas pecinta skincare juga turut memberikan apresiasi terhadap metode investigatif yang diterapkan Doktif. Mereka menilai bahwa pendekatan ini mampu memberikan perspektif baru bagi konsumen yang sering kali terpengaruh oleh pemasaran produk yang berlebihan. Bahkan, tak sedikit dari para pengikutnya yang beranggapan bahwa kritik terhadap Doktif lebih bersifat personal daripada berlandaskan substansi edukasi yang disampaikannya.
Di era digital yang penuh keterbukaan, pilihan untuk tetap anonim merupakan langkah yang tidak biasa. Namun, Dokter Detektif telah membuktikan bahwa edukasi yang ia berikan tetap relevan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan berpegang teguh pada prinsip edukasi berbasis bukti, ia terus berusaha membangun kesadaran akan pentingnya memahami kandungan skincare sebelum digunakan.
Meskipun kritik terus berdatangan, Doktif tetap konsisten dalam misinya untuk menyajikan informasi yang objektif dan berbasis fakta. Dengan atau tanpa topeng, ia tetap menjadi salah satu figur yang berpengaruh dalam dunia edukasi kecantikan di media sosial. Ke depannya, Doktif berencana untuk semakin memperluas cakupan edukasinya dengan membahas lebih dalam tentang dampak bahan aktif dalam skincare serta tren kecantikan yang berkembang di berbagai belahan dunia.
Doktif Bermuara ke Hukum
Langkah Doktif mengkritisi –lebih tepatnya mengobok-obok produk skincare tertentu, membuat ia menjadi sasaran cibiran. Bahkan oleh dokter Richard Lee, dia dilaporkan ke ke Mapolres Metro Jakarta Selatan pada 10 Februari lalu, atas dugaan pelanggaran UU ITE dan UU Perlindungan Konsumen.
Dalam laporan Richard Lee, Doktif disebut merendahkan produk kecantikan milik bos skincare Athena lewat beberapa unggahan di TikTok.
Richard Lee sebagai pelapor sudah memberikan keterangan ke penyidik Polres Metro Jakarta Selatan pada 12 Februari. Ia turut menyerahkan bukti unggahan Doktif yang dianggap bermasalah.
Senin (17/3/2025), giliran Dokter Detektif selaku terlapor yang dimintai klarifikasi atas laporan Richard Lee di Mapolres Metro Jakarta Selatan. Sama seperti Richard Lee, Doktif juga diminta menjawab 20 pertanyaan seputar konten ulasan produk skincare Athena yang dipermasalahkan.
Dokter Detektif juga meluruskan tudingan merendahkan produk kecantikan milik Richard Lee, dengan membawa bukti bahwa apa yang ia sampaikan adalah fakta.
Penulis: Glynis Tiara Selig Panjaitan, mahasiswa IPB University dari jurusan Digital Communication and Media.