Komparatif.ID, Banda Aceh– Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah yang diberitakan akan maju pada Pilkada Aceh 2024, memberikan signal kuat. Saat ditanya oleh Komparatif. ID, Jumat (26/7/2024) soal kepastiannya, Bustami menjawab, “saya, bismillah,”
Bustami Hamzah yang merupakan salah seorang birokrat paling berpengaruh di Aceh, mengatakan sejak menjadi Pj Gubernur Aceh ia telah berkeliling ke seluruh pelosok daerah.
Baca: Bustami Hamzah, Loyal dan Setia Kawan
Dalam perjalanan turun ke daerah-daerah, Bustami mengatakan telah banyak melihat berbagai persoalan pembangunan yang masih membutuhkan penanganan serius. Mulai dari persoalan ekonomi rakyat di tingkat bawah, maupun persoalan infrastruktur.
Ia mengambil contoh Aceh Utara. Saat berkunjung ke sana, Bustami turun ke pelosok-pelosok Aceh Utara. Dia menemukan masih banyak rakyat yang hidup di dalam hunian yang jauh dari kategori layak.
“Setiap menemukan masalah yang masih membelit masyarakat, dan jumlahnya sangat banyak itu, saya bertanya di dalam hati, kemana dipergunakan dana otonomi khusus yang triliunan itu selama ini? Mengapa masih banyak rakyat hidup dalam keadaan morat-marit,” katanya.
Perjalanan ke daerah-daerah memberikan ilham kepada dirinya bahwa mesti ada yang harus melakukan hal luar biasa untuk menangani persoalan tersebut.
Rakyat yang hidup dengan berbagai keterbatasan tidak boleh lebih lama dibiarkan sendirian. Aceh punya pemimpin, Aceh punya uang, dan Aceh harus melakukan hal besar untuk rakyatnya.
Bustami juga mengatakan, sebagai putra Aceh yang telah hidup puluhan tahun, dia harus mengambil sikap. Dengan pengetahuan yang ia miliki, dirinya harus ambil peran lebih besar.
Dia menamsilkan dirinya seperti pemain sepakbola. Setiap pesepakbola harus menatap setiap pertandingan dengan penuh keyakinan. Apalagi sudah memasuki final. Bahwa kalah sudah barang pasti. Yang harus dijemput dan diperjuangkan adalah kemenangan.
Setiap pilihan tentu memiliki risiko yang harus dihadapi. Bustami tidak bisa lagi memilih sekadar mempertahankan kenyamanan. Usianya telah meninggi. Ada hal yang harus ia kerjakan lebih dari yang telah ia lakukan.
“Saya bila sudah terjun, tidak akan menghindari badai. Tapi saya selalu memilih menghadapi badai. Ketakutan akan memerangkap langkah. Saya tidak mau itu. Saya harus bergerak ke depan,” katanya sembari tersenyum.
Oleh karena itu, dirinya akan bergerak ke depan dalam mengarungi “selat pilkada.”
“Apa pun, bagaimanapun, saya sudah sampai pada kesimpulan, bismillah,” terangnya.