Komparatif.ID, Meranti—Dina telah hilang selama 21 tahun. Ia terakhir kali pamit dari rumah pada Ramadan tahun 2002. Dina pergi bersama seorang pria bernama MAN, seorang mantan TKI yang telah dianggap keluarga oleh orangtua Dina yang tinggal di Tanjung Gadai, Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Perempuan kelahiran 26 Juli 1996, putri pasangan Mata Latta dan Jumiah, berangkat dari rumah dengan tujuan membeli baju Lebaran. Ia diajak oleh seorang pria yang mengaku berasal dari Bali. Lelaki itu sebelumnya pernah menjadi TKI di luar negeri, dan kemudian tinggal bersama keluarga Mata Latta.
Namun, Dina dan Man tak kunjung pulang. Keluarga gundah gulana. Mereka mencari Dina dan Man di sekitar kampung, tapi tidak ditemukan. Mata Latta dan istri semakin khawatir. Keduanya bertanya-tanya kepada siapa saja tentang keberadaan putri mereka. Namun tak ada yang tahu. Dina dan Man hilang bak ditelan bumi.
Baca: Gara-gara BSI Setitik, Rusak Aceh Sebelanga
Menurut informasi yang diperoleh Komparatif.ID, Senin (15/5/2023) keluarga Dina sempat menyebarkan foto Man di awal-awal pencarian. Namun seiring waktu foto pria itu juga hilang. Akhirnya mereka melakukan pencarian dengan mengandalkan foto Dina ketika masih kecil.
Namun, pencarian itu tak kunjung membuahkan hasil. Akun Facebook media siber Tanjung Gadai News ikut mengeposkan pencarian itu di linimasa mereka pada 26 Oktober 2022. Namun hingga kini, jejak sang putri tak kunjung ditemukan.
Andaikan bukan karena rasa cinta, sungguh sang anak tak lagi dicari. Tapi karena besarnya rasa cinta, dengan keyakinan bila sang pelita cahaya mata masih hidup di atas mayapada, mereka terus menerus mencari. Tak henti-hentinya berdoa semoga suatu hari sang putri dapat kembali ke kampung halamannya di Tanjung Gadai nan indah di tepi pantai.
Rindu mereka telah berkarat. Ibarat tumpukan barang di dermaga yang tak lagi dikunjungi. Hati keluarga remuk redam. Teramat sakit bila mengenang kepergian Siti Jumilah, teramat sakit bila mengenang Man. Andaikan sang anak masih hidup, ia kini telah dewasa.
Keluarga berharap, bila saja ia masih hidup, dan kelak menemukan kabar tentang pencarian terhadap dirinya, kiranya Siti Jumilah bersedia pulang lagi ke Tanjung Gadai. Ayah, ibu, dan segenap keluarga, masih menunggu sang bintang kembali.