Darah untuk Aceh dari Awak Droe Only

Donor darah yang digelar oleh Awak Droe Only di Taman Budaya, Banda Aceh. Foto: ist.
Donor darah yang digelar oleh Awak Droe Only di Taman Budaya, Banda Aceh. Foto: ist.

Berawal dari sering terjadi kekosongan darah di sejumlah fasilitas kesehatan di Aceh, Awak Droe Only (ADO) menggelar donor darah yang diberi tajuk ADONORDAY. Hingga 15 Agustus 2022, komunitas sosial itu sudah melakukan 20 kali aksi donor darah.

Sejumlah orang yang berhimpun di bawah wadah Awak Droe Only (ADO) berkumpul di TB Kopi, Taman Budaya, Banda Aceh, pada Senin (15/8/2022). Mereka menggelar donor darah yang berakhir pukul 19.45 WIB.

Ketua Pelaksana ADONORDAY Muzakir Awai,S.E,menyebutkan komunitas ADO secara berkala menggelar aksi donor darah. Kegiatan itu dilatarbelakangi oleh seringnya terjadi kekosongan darah di berbagai fasilitas kesehatan di Banda Aceh, termasuk di RSU dr. Zainoel Abidin.

“Seringkali kami mendapatkan pesan berantai tentang permintaan bantuan darah. Pesan itu disebar melalui WA dan media sosial lainnya. Pesan-pesan itu dibuat karena pihak rumah sakit tidak memiliki stok darah untuk pasien yang membutuhkan,” terang Muzakkir.

Pesan berantai itu bermaksud menggugah kepedulian para relawan darah, agar bersedia mendonorkan darahnya untuk membantu pasien yang membutuhkan.

Beranjak dari persoalan tersebut, ADO melaksanakan donor darah, yang hingga saat ini sudah dilakukan 20 kali.

“Persoalan kurangnya persediaan stok darah di Aceh menjadi keprihatinan bersama. Kondisi inilah yang memicu kemunitas ADO bergerak untuk melakukan kegiatan pengumpulan darah dari relawan.”

Darah yang berhasil dikumnpulkan oleh ADO diserahkan kepada Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh.

Mengapa dipilih tanggal 15? Muzakkir mengatakan tanggal tersebut juga merupakan tarikh bersejarah bagi rakyat Aceh, di mana perang panjang antara GAM dan Pemerintah RI berakhir. Kemudian tanggal 15 juga dekat dengan 17 Agustus, yang merupakan hari kemerdekaan seluruh rakyat Indonesia.

Pihak ADO sudah bekerjasama dengan PMI Kota Banda Aceh sejak lima tahun lalu. “Alhamdulillah, setiap gelaran donor darah, selalu ada penyumbang darah demi rasa kemanusiaan,” tambahnya.

Salah satu aktivis sosial di ADO, Khairil Arista, S.H, menyebutkan, hingga saat ini pihaknya telah berhasil mengumpulkan 500 kantong darah.

“Itu akumulasi dari 20 kali aksi donor darah,” terang Khairil yang juga Direktur Koalisi NGO HAM Aceh.
Khairil menjelaskan, sejauh ini dukungan publik sangat besar untuk suksesnya pengumpulan darah.

Meskipun isu jual beli darah sempat merusak reputasi PMI Kota Banda Aceh, tapi tidak menyurutkan semangat pendonor.

“Kami memiliki semangat mendonorkan darah untuk kemanusiaan. Kepada siapapun diberi, tak kami persoalkan. Oleh karena itu, meskipun isu jual beli darah di PMI Kota Banda Aceh sangat santer diberitakan, tidak menyurutkan ADO dalam melaksanakan aksi pengumpulan darah untuk yang membutuhkan,” jelas Khairil.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here