Calon Pemimpin Berintegritas

Tomi Subhan.
Tomi Subhan menyebutkan rakyat merindukan pemimpin berintegritas.

Manusia selalu mendambakan hidup Bahagia dan sejahtera di dalam sebuah negara. Hanya saya kesejahteraan dan kebagahiaan itu baru dapat diwujudkan bila kita memiliki pemimpin berintegritas.

Masyarakat Indonesia sedang menantikan lahirnya tokoh berintegritas dalam mengabdi bagi bangsa. Rakyat merindukan pemimpin berintegritas seperti Mohammad Hatta, Hoegeng, Baharuddin Lopa, Syafi’i Ma’arif, Abdurrahman Wahid. Kerinduan itu sesuatu yang lumrah karena saat ini Indonesia seperti krisis sosok berintegritas yang menduduki jabatan penting.

Lihatlah institusi Kepolisian Republik Indonesia. Seorang oknum perwira tinggi baru-baru ini menghebohkan Nusantara dengan tindakan amoralnya. Marwah institusi penegak hukum seketika ambruk oleh ulahnya.

Dunia pendidikan kita dikejutkan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjerat seorang rektor cum guru besar. Kemudian adanya peristiwa OTT terhadap oknum ASN Badan Pemeriksa Keuangan menambah deret hitung amoralnya petinggi di negeri ini.

Pentingkah pemimpin berintegritas? Sangat penting. Hal ini bertujuan agar yang dipimpin mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan baik.

Pemimpin harus menjadi sosok yang memiliki teladan,agar dapat memimpin dengan baik. Integritas melingkupi kemampuan yang sesuai tupoksi, jujur, dan dapat melaksanakan tugas dengan baik.

Membentuk Calon Pemimpin
Orang-orang hebat di masa lalu, masa kini, dan masa depan, selalu punya irisan yang sama dalam proses penciptaannya. Pertama, dibentuk oleh keluarga. Rumah tangga adalah pondasi utama untuk melahirkan calon pemimpin berintegritas di masa depan. Di sini untuk pertama kali nilai-nilai agama ditanamkan. Di sini kemampuan dasar diberikan. Di sini kepedulian untuk pertama kali diajari.

Dalam konteks keindonesiaan, rumah tangga merupakan sumber utama penanaman nilai-nilai Pancasila, yang menghendaki penghormatan terhadap keberagaman, kepedulian sosial dan ketaatan terhadap Ilahi.

Kombinasi peran penting orangtua, guru, dan lingkungan menjadi trio yang membentuk manusia yang memiliki kepekaan, kepedulian, kejujuran, dan kecerdasan sebagai manusia.

Butuh kerja keras untuk membentuk calon-calon pemimpin yang berintegritas. Ini bukan pekerjaan mudah, tidak semata mengubah kurikulum.

Kurikulum sekolah dapat mewujudkan manusia terampil di bidangnya; dan itu sudah dapat dibuktikan. Tapi satu hal bahwa melahirkan tenaga terampil yang berintegritas membutuhkan peran serta rumah tangga, sekolah, dan lingkungan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here