Cahaya Negeri Pala, Rekam Langkah Hendri Yono

Cahaya Negeri Pala
Buku Cahaya Negeri Pala yang diterbitkan oleh Bandar Publishing. Foto: Komparatif.Id/Muhajir Juli.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Buku Cahaya Negeri Pala, dibedah di Aula Serbaguna DPR Aceh, Sabtu (28/10/2023). Sejumlah tokoh barsela hadir, termasuk mantan Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh. Kiprah Hendri Yono menjadi topik utama, yang didiringi pembahasan harumnya fuli dan biji pala.

Bedah buku Cahaya Negeri Pala; Kisah Inspiratif Hendri Yono dan Gagasan Pembangunan Aceh Selatan, berlangsung menarik. Para pembedah seperti Dr. Mauhmmad Ilham Maulana, Dr. Ir. Elly Sufriadi, S.Si.,M.Si., Habiburahman,S.T.P.,M.Sc., mengulik isi buku yang ditulis oleh Nafrizal dan dieditori oleh Joko Intarto.

Muhammad Ilham Maulana mengulik buku tersebut dengan pengantar bahwa Hendri Yono merupakan sosok menarik disimak dan dikaji. Meskipun berlatar belakang pendidikan teknik informatika, tapi hidupnya justru terpelanting ke politik.

Baca: Danjen Kopassus Bedah Buku “Loper Koran Jadi Jenderal”

Jalan hidup Hendri tidak teratur. Melompat-lompat, tak konsisten pada satu jalur. Dari ahli madya teknik informatika, menjadi pemilik taylor di Aceh Selatan, sempat fokus merawat kebun pala, dan akhirnya memilih jalur politik.

Di dunia politik pun tak tanggung-tanggung. Dengan bekal sebagai politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ia berhasil membujuk masyarakat supaya memilih dirinya. Sejak berhasil mendapatkan satu kursi pada Pemilu 2004 untuk DPRK Aceh Selatan, Hendri tak kunjung pensiun. Kini Hendri anggota legislatif Aceh.

Meski berpolitik mengendarai partai kecil, Hendri berhasil dua periode di DPRK Aceh Selatan, dan dua periode di DPR Aceh.

Dr. Elly Sufriadi melihat buku Cahaya Negeri Pala dari sudut pandang berbeda. Dia tidak mengulas sosok sang pemilik cerita. Tapi menguak soal gugatan tentang Aceh Selatan yang kaya sumber daya tapi tak berdaya dalam fakta pembangunan.

“Buku ini mencerminkan kegelisahan terhadap Aceh Selatan yang menjadi induk untuk sejumlah kabupaten lainnya di barsela. Harus diketahui, untuk wilayah barat selatan, dulu hanya ada dua kabupaten yaitu Aceh Barat dan Aceh Selatan,” kata Elly.

Buku tersebut menghadirkan paradoks. Di satu sisi mengangkat potensi Aceh Selatan yang sangat luar biasa, tapi di sisi lain justru menampilkan kenyataan bahwa Aceh Selatan yang tertinggal dalam banyak lini.

Menurut Elly, judul buku tersebut; Cahaya Negeri Pala, sangat menarik. Karena komoditi unggulan Aceh Selatan di masa lampau memang pala yang merupakan salah satu penghasil essensial oil. Tema Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 8 juga mengangkat tema tentang rempah. Seharusnya buku tersebut ikut dipamerkan di anjungan Aceh Selatan.

Baca: 5 Kepala Daerah di Aceh yang Disegani Pusat di Masa Orde Baru

“Soal Hendri saya dan seluruh masyarakat Aceh Selatan pasti tahu. Keluarga pebisnis,” sebut Elly Sufriadi.

Dalam sesi tanya jawab, Profesor Raja Masbar mengetengahkan persoalan pala Aceh. Meski primadona, sampai sekarang penyakit yang menyerang pala tak kunjung ditemukan obatnya. Dari hari ke hari produksi pala Aceh Selatan semakin menyusut.

Selain itu, Raja Masbar mengingatkan, Aceh Selatan bukan hanya tentang pala. Masih banyak komoditi unggulan lainnya sepeti nilam dan kelapa sawit. Serta potensi tambang emas di Manggamat yang sangat besar.

Mantan Rektor UTU Prof. Jasman Makmur, agak berbeda pendapat dengan Raja Masbar soal pala. Ia mengatakan pala merupakan identitas Aceh Selatan. Harus diagungkan, dan ditemukan solusi atas masalahnya. Sudah puluhan tahun digerogoti penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obat yang tepat.

Soal buku Cahaya Negeri Pala, Jasman memberikan apresiasi. Buku tersebut menjadi penanda bila Hendri Yono pernah ada di muka bumi. Ia pernah dilahirkan dan kemudian berkiprah untuk daerah kelahirannya.

“Kita tahu ada Ibnu Batutah dan pernah singgah ke Aceh, karena ia menulis buku. Demikian juga Marcopolo. Kita tahu dia pernah ke Aceh karena menulis buku. Kita harus meninggalkan sesuatu di atas muka bumi. Buku ada kenangan, petunjuk bahwa kita pernah ada. Cahaya Negeri Pala bukti Hendri Yono pernah ada,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here