Bukan Cuma Bangsawan, Hewan Juga Punya Darah Biru

Bukan Cuma Bangsawan, Hewan Juga Punya Darah Biru Kepiting tapal kuda, dan Sotong: Foto: RRI.
Kepiting tapal kuda, dan Sotong: Foto: RRI.

Komparatif.ID— Biasanya, keturunan bangsawan seringkali disebut sebagai keturunan darah biru. Istilah itu pertama kali di Spanyol pada pertengahan abad ke-19.

Kala itu kaum aristokrat dipanggil Sangre Azul (darah biru) karena umumnya bangsawan tidak melakukan pekerjaan luar ruangan sehingga kulit mereka putih pucat, sehingga pembuluh darah yang terletak di bawah kulit terlihat berwarna biru.

Namun tahukah kamu, tidak hanya bangsawan, beberapa spesies hewan di dunia juga berdarah biru. Berbeda dengan kaum adiwangsa itu, hewan-hewan ini memang benar-benar memiliki darah berwarna merah.

Hewan berdarah biru ini memicu rasa penasaran dan ketertarikan banyak orang. Namun, apa yang menyebabkan darah mereka berwarna biru? Berikut penjelasan lengkap tentang fenomena menarik ini.

Mengapa Darah Mereka Berwarna Biru?

Darah hewan umumnya berwarna merah karena adanya hemoglobin, protein pengangkut oksigen yang mengandung zat besi. Namun, pada beberapa hewan, darahnya berwarna biru karena mengandung hemocyanin, protein pengangkut oksigen yang mengandung tembaga. Hemocyanin berubah warna menjadi biru ketika terikat dengan oksigen, berbeda dengan hemoglobin yang menjadi merah saat teroksigenasi.

Ini Spesies Berdarah Biru

Kepiting Tapal Kuda (Horseshoe Crab)

Kepiting tapal kuda, juga dikenal sebagai Horseshoe Crab, Mimi, atau Belangkas, adalah makhluk laut menakjubkan yang menghuni pantai berlumpur dan berpasir, serta muara sungai.

Bentuk tubuhnya yang menyerupai tapal kuda memberi hewan ini nama unik tersebut. Dengan kaki beruas, kepiting ini termasuk dalam kelompok Arthropoda. Hewan ini tidak hanya menarik karena bentuknya, tetapi juga karena sejarah panjangnya sebagai “fosil hidup”.

Kepiting tapal kuda telah ada selama sekitar 350 juta tahun, jauh lebih tua dari dinosaurus yang sudah punah. Oleh karena itu, mereka dianggap sebagai salah satu makhluk purba yang masih bertahan hingga kini.

Di Indonesia, terdapat tiga jenis kepiting tapal kuda yang paling umum dikenal: Tachypleus tridentatus, Tachypleus gigas, dan Carcinoscorpius rotundicauda. Selain itu, ada perbedaan sebutan berdasarkan jenis kelamin mereka. Kepiting jantan disebut Mimi, sedangkan betina disebut Mintuna.

Keunikan lain dari kepiting tapal kuda adalah darah birunya yang sangat berharga. Darah ini mengandung sel kekebalan yang sangat sensitif terhadap bakteri beracun, membuatnya sangat berguna dalam pembuatan vaksin dan obat-obatan. Tidak heran jika darah mereka bisa dijual dengan harga yang sangat tinggi, menjadikannya aset berharga dalam dunia medis.

Kepiting tapal kuda bukan hanya fosil hidup, tetapi juga pahlawan dalam sains, memainkan peran penting dalam penelitian medis yang terus membantu kehidupan manusia.

Baca juga: Review Film Shaitaan: Horor Absurd dari Bollywood

Gurita dan Sotong

Hewan cephalopoda seperti gurita dan sotong juga memiliki darah biru. Hemocyanin membantu mereka bertahan di lingkungan laut yang dingin dan memiliki kadar oksigen rendah.

Protein ini lebih efisien dalam mengikat oksigen pada suhu rendah, memungkinkan gurita dan sotong untuk beraktivitas di kedalaman laut yang biasanya memiliki kadar oksigen yang rendah.

Laba-laba dan Kalajengking

Laba-laba dan kalajengking, yang termasuk dalam kelompok arachnida, juga memiliki darah berwarna biru. Hemocyanin pada hewan ini memungkinkan mereka untuk hidup di berbagai lingkungan, termasuk yang ekstrem.

Sebagai predator yang efisien, laba-laba dan kalajengking memanfaatkan hemocyanin untuk memastikan mereka mendapatkan oksigen yang cukup meski berada dalam kondisi lingkungan yang menantang.

Keunikan Hemocyanin

Hemocyanin tidak hanya memberi warna biru pada darah, tetapi juga memiliki struktur molekul yang berbeda dibandingkan dengan hemoglobin. Protein ini dapat mengikat dan melepaskan oksigen lebih efisien dalam kondisi tertentu, seperti di lingkungan dengan suhu rendah dan tekanan oksigen yang rendah. Hemocyanin juga dikenal memiliki sifat antibakteri, yang membantu hewan-hewan ini melawan infeksi.

Apa Guna Darah “Bangsawan” itu?

Darah biru dari kepiting tapal kuda sangat penting dalam industri medis. Protein yang terdapat dalam darah ini digunakan untuk menguji keberadaan endotoksin bakteri dalam obat-obatan dan alat medis.

Proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa produk medis yang digunakan manusia bebas dari kontaminasi bakteri yang berbahaya. Penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk menemukan metode alternatif yang lebih berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada kepiting tapal kuda, namun hingga saat ini, mereka tetap menjadi sumber utama.
Karena pentingnya hewan berdarah biru, terutama kepiting tapal kuda, dalam industri medis, upaya konservasi menjadi sangat penting. Populasi kepiting tapal kuda mengalami penurunan akibat overfishing dan hilangnya habitat.

Oleh karena itu, berbagai langkah konservasi diambil untuk melindungi spesies ini dan memastikan kelangsungan populasi mereka. Beberapa negara telah mengimplementasikan undang-undang ketat untuk melindungi kepiting tapal kuda dan habitat mereka, serta mengatur proses pengambilan darah agar tidak mengancam kelangsungan hidup mereka.

Penelitian tentang hemocyanin dan hewan berdarah biru terus berkembang. Ilmuwan berharap dapat menemukan lebih banyak manfaat dari protein ini, termasuk penggunaannya dalam terapi medis dan teknologi biologi.

Studi tentang bagaimana hemocyanin bereaksi dalam berbagai kondisi juga dapat membantu dalam memahami adaptasi hewan-hewan ini terhadap lingkungan ekstrem.

Hewan berdarah biru menawarkan pandangan yang menarik tentang bagaimana evolusi menciptakan berbagai mekanisme untuk bertahan hidup di lingkungan yang berbeda. Warna darah yang unik ini bukan hanya fenomena alam yang menarik, tetapi juga memiliki nilai penting dalam dunia medis dan penelitian ilmiah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here