BPMA Dorong Transformasi Digital Lewat Enterprise Architecture

BPMA Dorong Transformasi Digital Lewat Enterprise Architecture
BPMA paparkan hasil penyusunan Enterprise Architecture (EA) pada Kamis (14/2/2025). Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) semakin serius memperkuat tata kelola organisasi dan mendorong transformasi digital dengan menyusun Enterprise Architecture (EA). Setelah enam bulan pengerjaan, BPMA memaparkan hasil penyusunan EA pada Kamis (14/2/2025).

Kepala BPMA Nasri Djalal menjelaskan Enterprise Architecture yang disusun bukan sekadar pembaruan teknologi, tetapi merupakan pemetaan multi-dimensi organisasi yang mencakup proses bisnis, data, aplikasi, standar dan regulasi, strategi, program, risiko, hingga key performance index (KPI).

Dengan pendekatan ini, BPMA berupaya membangun sistem yang lebih terstruktur, meningkatkan integrasi antar sistem, serta memastikan keselarasan antara strategi bisnis dan teknologi.

Nasri Djalal menegaskan inisiatif ini sangat penting dalam menghadapi tantangan industri migas yang semakin kompleks, sekaligus memastikan efektivitas dan efisiensi operasional.

“Dengan adanya Enterprise Architecture, BPMA dapat memiliki kerangka kerja yang lebih terstruktur dalam mengelola aset informasi, meningkatkan integrasi antar sistem, serta memastikan keselarasan antara strategi bisnis dan teknologi,” ujarnya.

Baca jugaTemui Perusahaan Migas Kuwait, Nasri Djalal Ajak Invest di Aceh

Narasumber utama, Romi Satria Wahono, M.Eng, Ph.D, pakar enterprise architecture, kecerdasan buatan, dan rekayasa perangkat lunak dalam pemaparannya menjelaskan penyusunan EA bukan hanya soal teknologi, tetapi bagaimana setiap elemen dalam organisasi dapat terhubung secara sistematis dan berkelanjutan.

Dengan pemetaan multi-dimensi ini, Badan Pengelola Migas Aceh dapat mengambil keputusan berbasis data dan lebih adaptif terhadap perubahan industri migas.

“Pemetaan multi-dimensi yang dilakukan dalam proyek ini akan membantu BPMA dalam pengambilan keputusan berbasis data serta meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan industri,” ungkapnya.

Selain memperkuat tata kelola organisasi, penerapan EA ini juga diharapkan dapat mendorong implementasi teknologi yang tepat guna, meningkatkan efisiensi operasional, serta memastikan transparansi dalam pengawasan kegiatan migas di Aceh.

1 COMMENT

  1. Setelah baca lebih banyak, cuma buzzword, ternyata. kirain apalah ni enterprise architecture, rupanya cuma “corporate manajemen”. palingan “proyek” buang-buang anggaran. penasaran sama BPMA, berapa banyak karyawan mereka. kenapa sampe punya ide ini? 😕

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here