
Komparatif.ID, Banda Aceh– Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) menegaskan komitmen membangun ekosistem pemanfaatan gas bumi yang sehat, terintegrasi, dan berkelanjutan di Aceh.
Komitmen ini disampaikan dalam diskusi bersama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang digelar di kantor BPMA, Banda Aceh, Senin, (5/5/2025)/ Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya PGN dalam menginisiasi pemanfaatan gas bumi secara optimal di wilayah Aceh.
Sebagai regulator hulu migas, BPMA mendukung penuh strategi hilirisasi energi nasional. Dalam pertemuan itu, PGN diwakili oleh Division Head Partnership dari Direktorat Strategi dan Pengembangan Bisnis.
Kepala Divisi Monetisasi Gas Bumi BPMA, Muhammad Akbarul Syah Alam, mengatakan sinergi antara PGN dan pelaku hulu migas di Aceh menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem gas bumi yang produktif dan berjangka panjang.
Menurutnya, keberadaan infrastruktur yang memadai serta kepastian pasokan gas akan menjadi daya tarik utama bagi investor dan mampu mendorong pertumbuhan industri pengguna gas di Aceh.
“BPMA menyambut baik upaya PGN dalam menjalin sinergi dengan para pelaku hulu migas di Aceh. Kerja sama yang telah berlangsung menjadi landasan kuat untuk menciptakan ekosistem gas bumi yang produktif dan berorientasi jangka panjang,” ujarnya.
Baca juga: BPMA & PGE Mulai Akuisisi Seismik 3D Cunda-Jeuku
Turut hadir dalam diskusi itu Kepala Divisi Operasi Produksi BPMA, Hafizullah, dan Kepala Divisi Teknologi dan Pengembangan Lapangan, Arie Fahdomi. Ketiganya sepakat keberlanjutan sektor hulu migas sangat bergantung pada ketersediaan infrastruktur serta kepastian pasokan gas.
Dalam pandangan BPMA, kedua faktor tersebut akan menentukan seberapa menarik Aceh sebagai kawasan investasi, terutama bagi industri yang menggantungkan operasionalnya pada pasokan energi bersih seperti gas bumi.
Akbar mengatakan keterlibatan aktif Pemerintah Aceh dan Badan Usaha Milik Aceh (BUMA) sangat penting dalam memperkuat jaringan ekosistem energi ini.
Dengan kolaborasi yang solid antara sektor hulu dan hilir, diharapkan pemanfaatan sumber daya alam di Aceh dapat dilakukan secara adil, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
“Sebagai regulator, kami tidak hanya bertugas mengawasi, tetapi juga menjadi fasilitator dalam menciptakan hubungan yang konstruktif antara produsen dan konsumen gas bumi. Kami percaya, dengan dukungan Pemerintah Aceh dan Badan Usaha Milik Aceh, ekosistem ini akan tumbuh menjadi tulang punggung ketahanan energi daerah,” imbuh Akbar.