Biro SDM Polda Aceh Akan Benahi Wajah Masjid Baiturrahim

Biro SDM Polda Aceh
Meninjau Masjid Baiturrahim. Pada Senin (19/6/2023) jajaran Biro SDM Polda Aceh, meninjau Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, yang akan menjadi spot revitalisasi pada HUT ke-77 Bhayangkara. Foto: HO for Komparatif.id.

Komparatif.ID, Banda Aceh– Biro SDM Polda Aceh akan melakukan pembenahan di Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Banda Aceh. Polisi juga akan melakukan kegiatan yang sama di kompleks makam Teungku Chiek Abdurrauf as-Singkily (Syiah Kuala).

Kepala Biro SDM Polda Aceh Kombes Fajar Budiyanto, Senin (19/6/2023) mengatakan pembenahan layout wajah kedua situs dilakukan dalam rangka perayaan HUT ke-77 Bhayangkara. 

“Biro SDM Polda Aceh akan merevitalisasi situs budaya dan agama agar tidak mengalami degradasi/penurunan kualitas, potensi, fisik, dan nilai keindahan oleh berbagai penyebab kerusakan,” sebut Fajar.

Baca: Masjid Jin Samalanga, Cagar Budaya Karya Ulama

Kata Fajar, bentuk kegiatan revitalisasi tersebut adalah dengan membersihkan dan melakukan pembenahan situs budaya/agama dan tidak merubah bentuk dasar situs. Kegiatan hanya pembenahan lokasi, menanam, serta menata taman, termasuk pemasangan tenda taman.

Selain itu, sambungnya, Biro SDM Polda Aceh juga akan merenovasi situs perbaikan pos keamanan, perbaikan atap bangunan, penambahan lampu penerangan, dan rambu-rambu situs agar memudahkan masyarakat saat mengunjunginya. Selain itu juga renovasi lapak pedagang kaki lima dan pengecatan pagar.

“Revitalisasi ini untuk mendukung iklim usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang sehat agar dapat meningkatkan pariwisata di situs budaya/agama. Selain itu juga bertujuan merawat kebhinekaan dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Kepala Biro SDM Polda Aceh.

Untuk diketahui, makam Syiah Kuala merupakan pusara dari seorang ulama karismatik di Aceh dan cukup ahli dalam bidang hukum. Yang bersangkutan juga pernah menjadi mufti agung pada Kerajaan Aceh Darussalam.

Makam yang terletak di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh tersebut banyak didatangi oleh peziarah baik lokal maupun mancanegara.

Untuk sampai ke makam itu membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan menempuh jarak kurang lebih 8 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh. Pengunjung yang datang sangatlah ramai, Pada hari biasa, penziarah capai 200 orang yang berkunjung ke Makam Syiah Kuala.

Selanjutnya, Masjid Baiturrahim merupakan peninggalan Kesultanan Aceh. Masjid ini didirikan sekitar abad ke-17 dengan sebutan Masjid Jami’ Ulee Lheue (dibaca “Olele” dalam dialek Belanda). Saat Masjid Baiturrahman dibakar oleh pasukan Belanda pada tahun 1873, warga Banda Aceh berbondong-bondong melaksanakan salat Jumat di masjid ini. Diperkirakan mulai saat itulah “Baiturrahim” menjadi nama masjid ini.

Pada tanggal 26 Desember 2004, gelombang raksasa setinggi 21 meter menghantam pesisir utara Banda Aceh. Kawasan Ulee Lheue yang berada persis di tepi laut menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak. Nyaris semua bangunan di wilayah ini rata dengan tanah atau hanyut terhempas gelombang ke arah pusat Kota Banda Aceh—beserta ribuan jiwa yang menjadi korban.

Ketika bencana tsunami itu terjadi, masjid ini tetap kokoh berdiri di tengah hamparan puing bangunan sekitarnya yang telah hancur. Hanya sebagian kecil bangunan yang mengalami kerusakan akibat bencana alam tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here