Babinsa Cek Makam Raja Bihari di Gampong Tuha Biheu

Babinsa Cek Makam Raja Bihari di Gampong Tuha Biheu
Babinsa dan masyarakat saat mengecek keberadaan makam Raja Bahari (Raja Nagari Bahari/Biheu) di Gamping Tuha Biheu, Kecamatan Muara Tiga, Pidie. Foto: Komparatif.ID/Harmadi.

Komparatif.ID, Sigli— Babinsa Koramil 01/Muara Tiga, Kodim 0102/Pidie bersama masyarakat Gampong Tuha Biheue mengecek keberadaan area makam Makam Raja Bihari, Sabtu (4/1/2024).

Berdasarkan inskripsi pada batu nisannya, makam Raja Bihari diperkirakan berasal dari abad ke-16 atau 15 M. Makam ini menjadi saksi bisu sejarah yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.

Di area yang sama, terdapat pula makam istri Raja Bihari, yang diyakini adalah Putroe Phang, serta makam ulama karismatik Teungku di Manyang, seorang pedagang Arab yang pernah menetap di Gampong Tuha Biheue.

Baca jugaTugu Aneuk Mulieng, Ikon Baru Pidie Rampung

Keadaan makam-makam kuno ini memprihatinkan. Batu nisan banyak yang rusak atau patah, menambah tantangan dalam upaya pelestarian. Lokasi makam-makam tersebut tersebar di dua titik berbeda dengan koordinat 5.54233 95.789375 dan 5.545558 95.791084, berjarak sekitar 75 meter dari Kantor Koramil dengan luas area sekitar 75 meter persegi.

Babinsa Koramil 01/Muara Tiga menegaskan pentingnya pelestarian cagar budaya ini sebagai bagian dari menghormati warisan leluhur. Ia juga menyebut makam Teungku di Manyang memiliki panjang sekitar tujuh meter.

Keuchik Gampong Tuha Biheue Sakdan menjelaskan masyarakat setempat secara rutin melaksanakan ziarah dan syukuran di area makam ini. Meski beberapa bagian telah direnovasi oleh warga, banyak situs di sekitarnya yang masih belum terjamah dan membutuhkan perhatian lebih.

Selain makam Raja Bihari dan Teungku di Manyang, terdapat pula makam tiga kerabat yang menambah kompleksitas dan nilai historis kawasan ini.

Selain sebagai tempat ziarah, makam-makam ini menjadi saksi bisu peninggalan masa kerajaan hingga abad ke-18. Gundukan tanah dan batu nisan kuno yang tersebar di area ini adalah bukti nyata bahwa Kecamatan Muara Tiga menyimpan kekayaan sejarah yang belum sepenuhnya terungkap.

Sayangnya, keberadaan situs ini belum banyak diketahui oleh khalayak luas, sehingga potensi sejarah dan kebudayaan yang terkandung di dalamnya masih minim perhatian.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here