ATM BSI Tidak Compatible Dengan ATM Sejumlah Wisman di Aceh

Kantor Cabang BSI di jalan Diponegoro, Banda Aceh. Foto: Rakyat Aceh.com.
Kantor Cabang BSI di jalan Diponegoro, Banda Aceh. Foto: Rakyat Aceh.com.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Sejumlah wisatawan dari Australia, tidak bisa menarik uang di ATM Bank Syariah Indonesia (BSI) di Aceh. Peristiwa itu menimpa Paul, Larry dan Kelly. Untung saja, karena masih berada di Banda Aceh, mereka bisa melakukan transaksi di ATM Bank Central Asia (BCA) Syariah.

Paul, pada Jumat (26/8/2022) sempat kelimpungan ketika kendak menarik uang di ATM BSI di Banda Aceh. Meskipun kartu ATM-nya berlogo Visa dan Mastercard, tapi selalu gagal transaksi di BSI.

Untung saja, mereka mendapatkan solusi, ketika mencoba di ATM BCA Syariah, uang dapat ditarik. Sayangnya, Paul tidak menarik dalam jumlah banyak, karena dia mengira di perjalanan dia dapat kembali bertransaksi di BSI. Karena banyak pengalaman, BSI sering eror, tapi di tempat tertentu lancar jaya.

Pada hari yang sama, mereka juga gagal melakukan penukaran uang di BSI, karena dia dan teman-temannya datang terlambat, sedangkan sistem perbankan itu ditutup pukul 15.00 WIB.

Dalam perjalanan ke Aceh Barat, Paul mulai kehabisan uang. Dibantu oleh Fendra Trysani, seorang pegiat wisata, dan juga jurnalis yang bermukim di Banda Aceh, mereka mencari ATM BSI. Lagi-lagi pengalaman serupa terulang. Kartu ATM milik bule-bule itu tidak compatible dengan kotak uang milik perbankan Syariah itu.

“No money no food,help me,” sebut Paul.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Paul dan teman-temannya harus memakai uang milik Fendra dan Rizal, yang merupakan teman perjalanan mereka.

Kepada Komparatif.id, Sabtu (27/8/2022)Fendra Trysani mengatakan, untung saja Paul bukan bule yang datang pertama kali ke Aceh. dia sudah pernah beberapa kali datang ke Serambi Mekkah, untuk berwisata.

Meskipun demikian, Paul juga merasa sangat terkendala dengan layanan BSI, sedangkan berharap BCA Syariah, tidak ada di Meulaboh. Bank tersebut hanya ada di Banda Aceh.

Fendra menyebutkan, andaikan bule yang belum punya kenalan di Aceh datang ke Serambi Mekkah dan mengalami kendala serupa, betapa kelimpungannya mereka. Pengalaman buruk tersebut akan diceritakan kepada orang lain, yang membuat mereka akan enggan ke Aceh.

“Ini harus menjadi masukan bagi Pemerintah Aceh, betapa lelahnya mengampanyekan visit Aceh, light of Aceh, duta Aceh, di saat yang sama, persoalan layanan perbankan seperti BSI bukan saja masih menyulitkan penduduk tempatan karena ATM-nya sering error, tapi juga menyulitkan orang luar. Padahal orang luar yang datang kemari merupakan “duta” positif untuk Aceh,” kata Fendra.

Khusus kepada Bank Syariah Indonesia, Fendra punya pandangan yang sangat positif. Meskipun Paul dkk tidak bisa bertransaksi di Banda Aceh, dia berharap kondisi yang sama tidak terulang di Meulaboh dan Aceh Selatan. Tapi harapan tersebut tinggallah asa semata. Gagal transaksi kembali terulang.

“Masalah bukan di kartu ATM milik Paul, tapi di Bank Syariah Indonesia-nya. Buktinya transaksi tidak gagal bila menggunakan ATM BCA Syariah, Permata Bank, dan BTN,” sebut Fendra.

Sementara itu, CEO Regional 1 BSI, Wisnu Munandar CEO BSI Regional 1 Aceh, Wisnu Sunandar dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, saat ini BSI sedang memproses izin acquirer mesin ATM dari VISA agar seluruh mesin ATM-nya dapat melayani penarikan uang tunai dari Kartu ATM milik bank-bank luar negeri.

Sementara ini, layanan yang dimiliki BSI yaitu; Kartu Debit VISA BSI dapat digunakan utk menarik uang dari mesin-mesin ATM berlogo VISA di luar negeri (worldwide).Kemudian, kartu Kredit Syariah Mastercard (Hasanah Card) juga dapat digunakan.

Ketiga, mesin EDC merchant BSI yang saat ini tersebar di seluruh Aceh dapat digunakan utk transaksi non tunai dari kartu yg berlogo VISA dan Mastercard.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here