Alumnus Umuslim Lulus Doktor Dengan Predikat Cumlaude

Alumnus Umuslim
Taufik ZA (kanan) berhasil mempertahankan disertasinya pada sidang, Rabu (31/6/2023) di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Semarang—Alumnus Umuslim –Universitas Almuslim, Taufik ZA, yang kini mengajar di UIN Ar-Raniry, berhasil meraih gelar Doktor Administrasi Publik di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Pria kelahiran Bireuen tersebut, berhasil melewati ujian dengan predikat cumlaude.

Ujian promosi terbuka disertasi yang digelar di Ruang Seminar FISIP Gedung Doktor Administrasi Publik, Undip pada Rabu (31/5/2023) dipimpin oleh Ketua Sidang Dr. Hardi Warsono, M.T. Sejak pukul 13.30 WIB sampai 16.30 WIB, Taufik ZA melayani sejumlah pertanyaan dari penguji atas disertasinya berjudul: Pengembangan Kapasitas Lembaga Majelis Permusyawaratan Ulama Provinsi Aceh.

Baca: Ikmali Gelar Silaturahmi Sembari Makan Gulee Pliek

Gagasan yang mendasari penelitian alumnus Umuslim tersebut muncul dari kehadiran lembaga istimewa di Aceh sebagai wujud pemberian otonomi khusus oleh pemerintah pusat kepada Provinsi Aceh. Salah satunya adalah adanya Lembaga MPU. Secara kedudukan, lembaga ini dikategorikan sebagai lembaga semi pemerintah (quasi-governmental organization) atau dikenal dengan lembaga independen.

Alumnus Umuslim Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) menambahkan lembaga semi pemerintah secara teoritis memiliki karakteristik pemerintah dan swasta yang menggabungkan unsur-unsur dari keduanya dalam pengelolaannya. Beberapa kasus organisasi semi pemerintah secara finansial bersumber atau didukung dari anggaran pemerintah. Semua karakteristik ini dimiliki oleh lembaga MPU.

Penelitian Taufik menemukan empat faktor penghambat dalam pengembangan kapasitas lembaga MPU Aceh yaitu: komitmen pemerintah dan dukungan stakeholder, regulasi, kepemimpinan, dan kapasitas SDM ASN.

Usulan rekomendasi strategi pengembangan kapasitas lembaga MPU Aceh yaitu merekonstruksi teori Grindle dengan menambahkan dimensi jaringan dan dukungan politik. Penekanan dimensi jaringan pada membangun sistem kerja berbasis jaringan dalam mencapai efektivitas organisasi.

“Eksistensi lembaga MPU Aceh dalam melaksanakan tugas dan fungsi juga memerlukan dukungan politik. Oleh karena itu, strategi pengembangan kapasitas lembaga MPU Aceh akan berhasil apabila ditambah dengan dimensi jaringan dan dukungan politik,” sebut Taufik di hadapan penguji.

Ujian selama tiga jam telah berhasil menyakinkan para penguji dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude dengan nilai IPK sempurna 4,00 dengan masa studi 3 tahun, 9 bulan, 26 hari.

Kepada Komparatif.ID, Taufik menjelaskan, penelitian disertasi yang ia susun dibimbing oleh tim promotor yang terdiri dari Prof. Budi Setiyono, M.Pol.Admin., Ph.D. Dr. Kismartini, M.Si, dan Dr. Retno Sunu Astuti, M.Si.

Sementara penguji internal Dr. Dyah Lituhayu, M.Si, dan penguji eksternal Sait Abdullah, M.Pol Admin, Ph.D Associate professor Politeknik STIA LAN Bandung.

Alumnus FISIP Umuslim, Bireuen, tersebut mengucapkan syukur atas keberhasilannya menyelesaikan strata doktoral. Dosen tetap non PNS di UIN Ar-Raniry itu pendanaan kuliahnya dibiayai oleh Kementerian Agama Republik Indonesia melalui program beasiswa 5000 doktor 2019-2022.

Dosen yang sempat mengasah kemampuan di Rumah Pintar Peusangan Universitas Almuslim, merupakan anggota Indonesian Association for Public Administration (IAPA). Organisasi tersebut merupakan lembaga profesi ilmuan administrasi publik Indonesia. Ia mempunyai beberapa tulisan yang telah di- publish dalam international proceedings, jurnal nasional terakreditasi, dan jurnal internasional bereputasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here