Afdhal: Banda Aceh Butuh Kritik dari Orang-Orang Baik

Afdhal: Banda Aceh Butuh Kritik dari Orang-Orang Baik
Wakil Wali Kota Banda Aceh, Afdhal Khalilullah foto bersama dengan rombongan Pengurus PWI Aceh dan Kabupaten/Kota se-Aceh setelah jamuan makan malam, di Aula Lantai 4, Balai Kota Banda Aceh, Rabu (23/4/2025) malam. Foto: Dok PWI Aceh.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Suasana hangat menyelimuti jamuan makan malam yang digelar Pemerintah Kota Banda Aceh bagi rombongan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di Balai Kota, Rabu malam, (23/4/2025).

Wakil Wali Kota Banda Aceh, Afdhal Khalilullah, hadir mewakili Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal menyambut langsung para pengurus dan anggota PWI Aceh yang datang dari berbagai kabupaten dan kota. Ia didampingi sejumlah pejabat Pemko Banda Aceh, termasuk para asisten dan Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim).

Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin, menyampaikan apresiasinya atas sambutan yang diberikan Pemko Banda Aceh. Ia menyebut jamuan malam tersebut bukan sekadar bentuk penghormatan, tapi juga menunjukkan eratnya hubungan emosional antara pemerintah kota dan pers.

“Kami sangat berterima kasih telah dijamu makan malam, luar biasa. Setidaknya ini mengurangi sedikit beban pengeluaran panitia,” ujarnya, yang sontak disambut tawa dan tepuk tangan para hadirin.

Baca jugaIlliza: Banda Aceh Harus Jadi Rumah Bersama yang Inklusif

Nasir juga menegaskan Rapat Kerja PWI Aceh tahun ini akan diawali dengan simposium ekonomi yang digelar di Gedung Landmark BSI Aceh pada Kamis pagi. Di tengah sambutannya, ia juga menyinggung wacana penutupan warung kopi di Banda Aceh yang akan diberlakukan pukul 12 malam.

“Kalau bisa jangan jam 12 kalilah, kami pecandu kopi, susah juga,” ujarnya dengan gaya santai, mengundang gelak tawa dari peserta yang hadir.

Menanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah menegaskan Pemko Banda Aceh tidak bertujuan membatasi kegiatan ekonomi masyarakat, melainkan ingin menata aktivitas kota agar lebih tertib dan teratur.

Menurutnya, pemerintah tetap memperhatikan kebutuhan warga, termasuk budaya minum kopi yang telah menjadi bagian dari kehidupan sosial di Banda Aceh. “PR kami memang banyak, termasuk soal kopi tadi. Tapi percayalah, kami ingin memperbaiki kota ini untuk semua. Kami tidak melarang aktivitas ekonomi, justru ingin menatanya lebih baik,” ucap Afdhal.

Afdhal juga menyampaikan harapannya agar insan pers, khususnya PWI Aceh, terus berperan sebagai mitra aktif dalam mengawal jalannya pemerintahan. Ia menekankan pentingnya kritik yang membangun demi kemajuan Banda Aceh.

“Sekali lagi kami sangat berterima kasih. Mohon dukung kami untuk menata Kota Banda Aceh. Kami siap menerima kritik dan saran. Karena kami yakin yang baik pasti datang dari orang-orang baik,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here