Aceh Surplus Listrik

Aceh surplus listrik
Produksi tenaga listrik di Aceh sekarang telah melebihi kebutuhan untuk konsumsi lokal. Butuh investasi skala industri untuk menyerapnya. Demikian disampaikan GM PLN Aceh Parulian Noviandri, Rabu (15/11/2023). Foto: Power point Parulian.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Saat ini Aceh surplus listrik. Dari total daya mampu 1.23,1 mega watt yang diproduksi PLN dari 19 pembangkit sistem grid, yang diserap oleh Aceh 574,3 mega watt. Pada sistem ini, PLN surplus produksi mencapai 448,8 mega watt per hari.

Dari sistem isolated yang bersumber dari sembilan pembangkit, PLN dapat memproduksi (total daya mampu) 32, 6 mega watt. Daya yang terserap (beban puncak) hanya 23,23 mega watt. Surplus 8,83 mega watt.

Demikian disampaikan oleh General Manager PLN UID Aceh Parulian Noviandri, pada acara Seminar Nasional Kelistrikan 2023, Rabu (15/11/2023) di Hermes Palace Hotel.

Dalam power pointnya, Parulian Noviandri menjelaskan, dengan kondisi produksi energi listrik yang surplus, 86,04 persen pelanggannya dari kalangan rumah tangga. Jumlah sambungan listrik untuk rumah tangga mencapai 1,5 juta sambungan. Total daya yang terjual 1. 237,97 mega volt ampere (MVA).

Baca: PLN Langsa Bertandang, Senyum Bahrensyah Mengembang

Untuk sektor industri pelanggan PLN di Aceh hanya 4.223 sambungan. Total daya yang diserap untuk sektor industri 176,02 MVA. Persentasenya hanya 0,25 persen.

Pelanggan PLN dari sektor bisnis non industri 164.021 sambungan. Total daya yang diserap 433,23 MVA. Persentasenya 9,57. Sisanya pelanggan yang berasal dari kalangan sosial, pemerintahan, dan lainnya.

Dengan jumlah produksi yang begitu besar, listrik bukan lagi kendala dalam proses pembangunan Aceh. PLN mampu menyediakan kebutuhan energi lustri untuk industri skala besar.

Kesiapan PLN bukan hanya di daratan Aceh, tapi juga di sejumlah pulau yang selama ini dilayani oleh sistem isolated. Sistem ini sudah tersedia di sembilan titik di pulau-pulau di Aceh, seperti pembangkit isolated Deudap, Seurapung, Pusong, Haloban, Sinabang, Sabang, Blang Keujeren, Kota Fajar, dan Pulau Balai.dari sembilan pembangkit terpisah itu, PLN mampu memproduksi 32, 6 mega watt. Daya yang terserap (beban puncak) hanya 23,23 mega watt. Surplus 8,83 mega watt.

“Bila ada pelaku usaha yang ingin berinvestasi di pulau-pulau itu, PLN sudah siap,” sebut Parulian.

Surplus Listrik, Harus Mampu Gaet Investasi Besar

Ketua Ikatan Alumni Teknik Elektro dan Komputer (Ikatekto) Universitas Syiah Kuala Misbah, S.T, M.Eng, yang ikut hadir pada seminar tersebut mengatakan surplus listrik di Aceh harus dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Aceh untuk menggaet investor besar.

Misbah mengatakan ketersediaan listrik yang melebihi kebutuhan lokal, dapat menjadi penggerak tumbuhnya investasi di berbagai bidang, menarik investor dan pengusaha dari luar Aceh, menciptakan lapangan kerja baru, hingga memicu pembangunan ekonomi secara umum.

“Kondisi Aceh surplus listrik  sudah mendukung untuk iklim investasi. Aceh saat ini memiliki total daya mampu pasok listrik sekitar lebih 800 MegaWatt (MW) yang berasal dari sejumlah unit pembangkit kecil dan besar yang sudah beroperasi di wilayah Aceh. Jika ditambahkan dengan PLTU Nagan Raya Unit 3 dan 4, maka total daya mampu listrik di Aceh nantinya akan mencapai 1023,1 MW,” sebutnya

Oleh karena itu, dia mendorong Pemerintah Aceh lebih giat menggenjot minat investasi ke Serambi Mekkah, demi memanfaatkan Aceh yang surplus listrik. Bila tidak dimanfaatkan, Aceh akan tetap berada di rangking tertinggi kemiskinan di Sumatra, dan sumber daya listrik Aceh selalu dimanfaatkan untuk pembangunan luar Aceh,” imbuhnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here