Komparatif.ID, Banda Aceh— Panggung budaya Aceh akan kembali semarak pada Sabtu, (24/5/2025) besok. Sebuah perayaan lintas seni bertajuk “Khauri Hikayat Aceh–Memory of the World” digelar oleh Perkumpulan Majelis Seniman Aceh (MaSA), sebagai bentuk penghormatan terhadap dua karya besar sastra klasik Aceh yang telah mendapat pengakuan dunia.
Acara ini merupakan bentuk apresiasi atas ditetapkannya Hikayat Aceh dan syair-syair sufi karya ulama legendaris Hamzah Fansuri sebagai bagian dari Memory of the World oleh UNESCO.
Ketua Umum MaSA, Chairiyan Ramli, menyampaikan Khauri Hikayat Aceh tidak hanya sekadar seremoni, tetapi juga sebagai momentum untuk merayakan pencapaian budaya Aceh yang telah diakui secara global.
Menurutnya, penetapan ini menjadi bukti betapa tingginya nilai intelektual dan spiritual yang terkandung dalam warisan sastra tersebut.
Chairiyan menjelaskan Khauri Hikayat tak dikerjakan sendiri. MaSA menggandeng sejumlah institusi, mulai dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 1 Aceh, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Museum Negeri Aceh, hingga lembaga pendidikan seperti UIN Ar-Raniry dan Universitas Ubudiyah Indonesia.
Ketua panitia, Samsul Bahri atau yang akrab dikenal dengan nama Ayi Sarjev, menjelaskan acara akan digelar di dua lokasi pada hari yang sama. Pada pagi hingga sore hari, kegiatan akan berlangsung di Museum Aceh dengan rangkaian acara pembukaan, seminar budaya, dan pameran naskah.
Baca juga: MaSA Bakal Gelar Perayaan Internasional Keumalahayati ke-2 Besok
Kemudian malam harinya, sorotan akan beralih ke Panggung Arena Taman Seni dan Budaya Aceh yang menjadi tempat pertunjukan utama.
“Persiapan kita sudah hampir rampung, tinggal sentuhan akhir saja. Sekitar 95 persen sudah siap. Dan yang lebih menggembirakan, acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya,” ujar Sarjev.
Untuk memperkaya diskusi, seminar budaya akan menghadirkan sejumlah tokoh dan akademisi yang telah lama bergelut dengan kajian naskah Aceh. Di antaranya budayawan senior Drs. Nurdin AR, M.Hum., sosok penyelamat naskah Aceh Drs. Teuku Abdullah, S.H., M.A., yang juga dikenal dengan nama pena T.A. Sakti, serta filolog dan dosen Hermansyah, M.Th., M.Hum.
Sementara malam pertunjukan akan menjadi panggung kolaborasi antara seniman tradisi dan kontemporer. Nama-nama seperti A. Bakar AR, Rusli Arafika alias Apa Gense, serta Ustaz Ameer Hamzah dan Syeh Tarimin akan membawa nuansa sufistik dan seni tutur ke atas panggung.
Tak hanya itu, Sanggar Cut Nyak Dhien, Marching Band Gita Handayani, hingga penyanyi muda Lea Amelia dan Busnior akan turut memeriahkan suasana. Penampilan spesial dari Muzus G Payong, Syarifah Alya Arsyifa, hingga Hermansyah dan Thayeb Loh Angen juga dipastikan akan memperkaya pertunjukan malam itu.












