Komparatif.ID, Gaza—23 ribu lebih warga Gaza meninggal dunia sejak Sabtu, 7 Oktober 2023. Demikian dilaporkan oleh kementerian Kesehatan Gaza, Senin (8/1/2024). Sedangkan warga yang luka-luka mencapai 58 ribu orang.
Secara lebih rinci, jumlah warga Gaza yang tewas sepanjang perang antara Hamas dan Israel sebanyak 23.084 orang tewas dan 58.926 orang terluka.
Data terbaru, selama 24 jam terakhir, warga Gaza yang tewas 249 orang, dan 510 orang terluka.
Para pejabat Amerika Serikat menyerukan Israel supaya mengurangi serangan terhadap warga Gaza. Pengurangan tersebut supaya dapat mengurangi korban di pihak warga Gaza.
Baca: Israel Tidak Punya Masa Depan di Timur Tengah
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Timur Tengah di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa perang Israel di Gaza dapat berubah menjadi konflik regional. Dia tiba di Israel pada Senin malam (8/1/2024) setelah seharian bertemu dengan para pemimpin Teluk Arab.
Para pejabat Israel mengatakan mereka memasuki fase baru peperangan yang lebih bertarget setelah pemboman massal yang menghancurkan Jalur Gaza dan menewaskan lebih dari 23.000 orang.
Blinken mengadakan pembicaraan di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi pada hari Senin untuk mencoba mencari jalan keluar dari konflik tersebut.
Kantor berita negara Saudi SPA melaporkan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) menekankan pentingnya menghentikan permusuhan di Gaza dan membentuk jalan menuju perdamaian.
SPA mengatakan MBS menekankan perlunya memulihkan stabilitas dan memastikan rakyat Palestina mendapatkan hak sah mereka.
Blinken mengatakan dia akan memberi tahu para pejabat Israel dalam pertemuan mereka nanti bahwa mereka harus berbuat lebih banyak untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Gaza dan mereka harus mengizinkan warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka setelah beberapa seruan dari pejabat sayap kanan Israel untuk mengusir warga Palestina keluar dari Gaza.
Dia mengumumkan bahwa Turki, Arab Saudi, Yordania, Qatar dan UEA akan mempertimbangkan untuk berpartisipasi dan berkontribusi pada skenario “hari demi hari” untuk Gaza.
“Kami sepakat untuk bekerja sama dan mengoordinasikan upaya kami untuk membantu stabilisasi dan pemulihan Gaza, untuk memetakan jalur politik ke depan bagi rakyat Palestina untuk mengupayakan perdamaian, keamanan, dan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut secara keseluruhan,” katanya kepada wartawan.
Meskipun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut, dia mengatakan negara-negara tersebut telah sepakat untuk menggunakan pengaruh dan pengaruh mereka di kawasan untuk mencegah perang meluas ke negara-negara tetangga.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell juga menghadiri pertemuan di Arab Saudi.
Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden disela oleh pengunjuk rasa yang menyerukan gencatan senjata saat memberikan pidato di Charleston, Carolina Selatan.
“Saya memahami semangat mereka, dan saya telah bekerja secara diam-diam, diam-diam bekerja sama dengan pemerintah Israel untuk membuat mereka mengurangi dan secara signifikan keluar dari Gaza,” kata Biden.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan pada hari Senin bahwa perang di Gaza akan beralih dari “fase manuver perang yang intens” menuju “berbagai jenis operasi khusus”.
Gallant mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa fase berikutnya akan berlangsung “waktu yang lebih lama”.
“Kami hampir mencapai fase berikutnya di wilayah utara, termasuk Kota Gaza. … Ini akan memakan waktu, tapi kami tidak akan menyerah.”
Sumber: Aljazeera, Wall Street Journal, Saudi Press Agency