Komparatif.ID, Meureudu—Direktur Rumah sakit Jiwa (RSJ) Ace dr. Hanif mengatakan jumlah penduduk Aceh yang berstatus ODGJ mencapai 21 ribu orang. 50 persennya menderita gangguan jiwa berat.
Hal tersebut disampaikan Hanif pada peluncuran program stop pasung sebagai bagian dari upaya Aceh menuju eliminasi praktik pasung terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Peluncuran program tersebut dilakukan oleh Pj Gubernur Aceh, Jumat (7/2/2025) pagi di Pendopo Bupati Pidie Jaya.
Baca: Tukang Ojek di Bener Meriah Tewas Ditikam Orang Gila
Hanif mengatakan dengan jumlah rakyat Aceh gangguan jiwa mencapai 21 ribu orang, merupakan tantangan besar yang harus dihadapi, dirawat dan kemudian disembuhkan secara klinis.
Pencanangan program Aceh eliminasi pasung bertujuan untuk memastikan tidak ada lagi masyarakat yang mengalami pemasungan.
“Berdasarkan catatan RSJ Aceh, saat ini terdapat 21.000 ODGJ di Aceh, dengan sekitar 50% di antaranya menderita gangguan jiwa berat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 114 orang diketahui masih dalam kondisi dipasung,” kata Hanif dalam pidatonya.
Target pihak RSJ Aceh, eliminasi pasung di Aceh tuntas tahun ini.
“Kami siap membantu bupati dan wali kota untuk menjemput dan mengobati mereka,” kata dr. Hanif. Ia juga menekankan pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung pemulihan ODGJ, termasuk memberikan pelatihan keterampilan agar mereka dapat kembali berbaur di tengah masyarakat.
RSJ Aceh memiliki fasilitas rehabilitasi di kawasan Kuta Malaka, Aceh Besar. Di sana, para pasien yang telah sembuh secara klinis akan diberikan pelatihan keterampilan untuk mendukung kemandirian mereka setelah kembali ke lingkungan sosialnya.
Gimana nggak odgj, kurang nutrisi. mayoritas penderita odgj udah pasti miskin. klopun ada yang nggak miskin antara diet, pilih2 makanan ataupun orang yang kikir.