2024 Tahun yang Buruk, Horor di 2025?

2024 tahun yang buruk
65 persen masyarakat global menilai 2024 tahun yang buruk bagi negaranya. Foto: Dok. Tribunnews.

Komparatif.ID, Jakarta—65 persen masyarakat global menilai 2024 tahun yang buruk bagi negaranya. Menurut survey yang dilakukan perusahaan riset pasar dan konsultasi multinasional, Ipsos, masyarakat Korea Selatan berada di peringkat teratas yang menilai tahun 2024 tahun yang buruk.

84 persen masyarakat Korea Selatan sepakat bila tahun 2024 tahun yang buruk. Rakyat Turki yang memiliki pendapat demikian sebanyak 83 persen. Diikuti Prancis dengan persentase 79, Peru 79 persen, dan Hungaria 78 persen.

Baca: Demi Majukan Aceh, Iskandar Muda Lakukan Revolusi Politik dan Ekonomi

Masyarakat Indonesia yang juga menilai 2024 tahun yang buruk sebanyak 54 persen. Polandia 53 persen, Singapura 47 persen, Swiss 44 persen, China 34 persen.

Secara global jumlah yang setuju mencapai 65 persen.

Pada ranah personal, warga Peru memuncaki persepsi bahwa 2024 tahun yang buruk bagi pribadi dan keluarganya. Jumlah yang sependapat mencapai 67 persen. Di urutan kedua Turki 66 persen.

Pada urutan ketiga rakyat Argentina dengan jumlah yang sepakat setara dengan Turki. Selanjutnya Korea Selatan 63 persen. Afrika Selatan 63 persen. India 61%, Hungaria 60%, Thailand 59%, Filipina 57 persen, Cile 55 persen, dan warga Indonesia 49%.

Di Indonesia, tahun 2025 disambut dengan perasaan campur aduk. Terdapat kekhawatiran karena kebijakan pungutan pajak tambahan pajak menurut persentase tertentu (opsen) yaitu kenaikan pajak PPN menjadi 12 persen, membuat harga kendaraan bermotor lebih mahal. Juga kewajiban asuransi third party liability (TPL) kendaraan bermotor, kenaikan iuran BPJS Kesehatan, serta kenaikan harga rokok, membuat pikiran rakyat Indonesia acakadut menyambut 2025.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here