Komparatif.ID, Banda Aceh— Kasus gagal ginjal akut yang dialami anak juga ditemukan di Aceh. Syafruddin Haris Penanggung jawab pasien gagal ginjak anak di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) mengatakan kasus sudah ditemukan sejak Juni 2022 lalu.
“Juni ada tiga kasus, Juli tiga kasus, dan terjadi peningkatan sangat signifikan pada September, ada 10 kasus,” kata Syafruddin di RSUD ZA via Kompas.com, Kamis (20/10/2022).
Sementara itu melansir Serambinews.com, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, dr. Imran Murahman pada Kamis (20/10/2022), sejak Juli 2022 di Aceh tercatat 31 kasus anak mengalami gagal ginjal akut, 20 diantaranya meninggal dunia.
“Data rekam medik yang dikasih sama orang rumah sakit (RSUZA) ke kita ada 31 anak. Cuma yang baru terverifikasi 29 orang. Kalau yang meninggal hingga kini ada 20 anak,” ujar dr. Iman via Serambinews.
Imran menerangkan 31 anak yang mengalami gagal ginjal akut ialah pasien dari 11Kabupaten/Kota di Aceh. Paling banyak berasal dari Banda Aceh dengan 13 kasus dan semuanya dirawat di RSUDZA.
Sedangkan 16 anak lainnya yang mengalamai gagal ginjal akut tiga masing-masing berasal dari Aceh Utara dan Aceh Tengah, Lhokseumawe dan Bener Meriah masing-masing dua anak, serta masing-masing satu dari Bireuen, Aceh Selatan, Langsa, Aceh Jaya, Aceh Barat, dan Aceh Besar.
Imran belum bisa memastikan penyebab utama gagal ginjal akut akibat obat sirup. Pihaknya masih menunggu hasil dari Kemenkes dan BPOM. Namun Kabid P2P Dinkes Aceh itu berujar bila merujuk pada kasus internasional, beberapa negara menyatakan karena obat sirup yang tercemar EG dan DEG.
“Kita belum tahu hasil pemeriksaan. BPOM belum juga menyampaikan hasil apakah dari obat sirup, itu belum ada. Dari Kemenkes belum ada juga secara pasti apakah obat sirup penyebab utama. Untuk sementara hanya merujuk dari intenasional, karena beberapa negara dikatakan karena obat sirup,” jelas dr Iman via Serambinews.com.
Imran menambhakn secara nasional, Aceh termasuk provinsi dengan kasus gagal ginjal akut anak yang lumayan tinggi. Ia meminta masyarakat untuk terus mengikuti imbauan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan.
“Semoga tidak ada lagi anak-anak kita yang mengalami penyakit ini, untuk sementara posisi Aceh lumayan tinggi secara nasional,” pungkas dr. Imran.
Baca juga: Tecemar EG, Berikut 5 Produk Obat yang Ditarik BPOM
5 Obat Sirup Ditarik Dari Peredaran
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI meliris daftar obat sirup dan harus ditarik dari peredaran. Dari sampling dan pengujian terhadap 39 bets dari 29 merek obat sirup, BPOM mengatakan ada lima produk yang dalam daftar karena berbahaya akibat tercemat etilen glikol (EG) diatas ambang batas aman
Masing-masing satu obat produksi PT. Konimex dan PT. Yarindo Farmatama, dan tiga produk dari Universal Pharmaceutical Industries.
Kelima produk yang menunjukan tanda tercemar EG melebihi ambang batas ialah obat demam Termorex Sirup yang diproduksi PT. Konimex. Obat batuk dan flu Flurin DMP Sirup produksi PT Yarindo Farmatama.
Obat batuk dan flu Unibebi Cough Sirup produksi Universal Pharmaceutical Industrie. Obat demam Unibebi Cough Sirup produksi Universal Pharmaceutical Industries. Dan obat demam Unibebi Demam Drops produksi Universal Pharmaceutical Industries.
BPOM meminta industri farmasi tersebut untuk segera memusnahkan dan menarik peredaran obat dari seluruh Indonesia. BPOM juga menerangkan belum bisa memastikan keterkaitan antara obat sirup yang tercemar EG dan DEG sebagai penyebab utama gagal ginjal akut.
BPOM bersama Kemenkes dan pihak terkait sampai saat ini masih melakukan uji komprehensif untuk mencari penyebab gagal ginjal.
Sumber: Kompas, Serambinews.