12 Film DCEU Dari Terbaik Hingga Terburuk (Bag 1)

DCEU
Poster-poster film DC.

Warner Bros dan DC Studios dipastikan akan membangun ulang semesta sinematik DCEU (DC Extended Universe). 2023 jadi tahun terakhir film-film yang awalnya dibangun Snyder melalui Man of Steel.

Universe DC goyah, tidak seperti MCU-nya Marvel yang berhasil membangun basis penonton fanatik, DCEU malah seringkali blunder dan kehilangan identitas.

Hal itu makin diperparah dengan kabar pemeran ikonik Superman Henry Cavill tidak akan memerankan kembali karakter Kal-El, dan tidak itu, film Superman akan di reboot. Hah?

Lalu ada penghentian total produksi Wonder Woman 3, dan Jason Momoa (Aquaman) kemungkinan akan ganti memerankan karakter Lobo, serta The Rock yang mengkonfirmasi tidak akan melanjutkan perannya sebagai Black Adam.

Nah, Sebelum Shazam! Fury of the Gods dirilis pada 17 Maret, The Flash pada 16 Juni, Blue Beetle pada 18 Agustus, dan (kabarnya) penampilan terakhir Jason Momoa sebagai Aquaman Desember mendatang, Komparatif.ID menyusun list 12 film terbaik hingga terburuk DCEU sejak Man of Steel.

Berikut Rangking Film DCEU versi Komparatif.ID

12. Justice League (2017) — 3/10

Setelah Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) yang gagal dengan sukses. DC pada tahun selanjutnya menghadirkan Justice League (2017), yang justru malah tampil lebih mengecewakan.

Bagi kalangan fans DC, Justice League tidak lebih dari upaya gagal DC yang mencoba meniru Avengers secara berlebihan, dan dibuat VFX murah yang disulam-sambung dari sisa-sisa kerangka rekaman asli Snyder.

Justice League diisi lelucon gagap, CGI amburadul, karakter Cyborg Ray Fisher yang awalnya menggerakkan cerita dengan baik, lalu justru kehilangan arah. Justice League (2017) makin terlihat semakin buruk setelah DC merilis Zack Snyder’s Justice League (2021).

Justice League tanpa ragu jadi film terburuk dalam semesta cinematik DCEU.

Baca juga: Ini 3 Rekomendasi Drakor Awal Tahun Paling Dinanti

11. Black Adam (2022) — 3/10

Black Adam merupakan jenis film yang akan membuat anda tertidur cukup nyenyak ketika menontonnya. Jaume Collet-Serra tidak hanya gagal menampilkan Dwayne “The Rock” Johnson sebagai Black Adam sang musuh bebuyutan Shazam yang mumpuni, tapi juga gagal meramu kelompok Justice Society, salah satu perkumpulan superhero paling ikonis yang mengilhami berdirinya Justice League dan Avengers-nya Marvel.

Film Black Adam terlihat hanya berpangku pada popularitas “The Rock” dan berharap uang saku fansnya mengalir masuk ke rekening DC. Singkatnya, tidak ada yang spesial.

10. Birds of Prey (2020) — 3/10

Perkenalan karakter Harley Quinn di film R-rated Suicide Squad (2016) begitu luar biasa. Margot Robbie berhasil menyihir penonton dengan kualitas akting luar biasa, dan membuat penonton berharap tinggi pada film solonya.

Namun harapan itu buyar, Harley kehilangan pesona seperti yang ditampilkan di Suicide Squad (2016). Sutradara Cathy Yan gagap antara melihat karakter Harley yang rebel, meledak-ledak, dan gila menjadi hanya sekedar “gila” tanpa membangun cerita yang cukup.

Margot Robbie seolah dipaksa memerankan sosok Harley yang kosong, padahalnya selain Joker, Quinn merupakan salah satu karakter anti-hero kesayangan fans. Potensi luar biasa yang sekali lagi dilepas DC dengan cuma-cuma.

9. Suicide Squad (2016) — 4/10

Joker lemah dan tak menarik. Mungkin itu yang pertama terlintas setelah menonton Suicide Squad (2016).

Film arahan David Ayer ini tertolong banyak oleh Harley Quinn yang diperankan oleh Margot Robbie dengan brilian. Meski begitu, kumpulan geng anti-hero yang rusuh ini masih layak ditonton bila tanpa membawa ekspektasi.

Namun bila membandingkan dengan serial anti-hero macam The Boys-nya Amazon, Suicide Squad (2016) terlihat seperti film yang dibuat beberapa remaja yang memperlihatkan betapa menyedihkan cara membangun plot dan karakter.

Karakter Joker-nya DCEU Suicide Squad terlihat menyedihkan dibandingkan Jokernya  Joaquin Phoenix, atau yang paling fenomenal Jokernya Heath Ledger.

Saran: tonton saja ketika senggang.

Baca juga: KKN di Desa Penari Jadi Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa

8. Man of Steel (2013) — 6/10

Film pertama dalam waralaba DCEU ini setidaknya, atau mungkin seharusnya bisa menjadi pondasi solid pembuka alam semesta DC. Henry Cavill sukses membawakan karakter ikonis Superman dengan baik.

DC tidak main-main dengan proyek pembuka semesta cinematik DCEU ini, tidak tanggung-tanggung, Man of Steel (2016) disutradarai Zack Snyder dan diproduseri Christopher Nolan, dua nama beken yang malang melintang di Hollywood.

Karena film pertama, Man of Steel masih memiliki cacat sana-sini, serta persiapan kelanjutan cerita yang dipaksakan. Hal ini terjadi karena DC ingin mengejar ketertinggalan mereka dari Marvel yang telah mengawali mega proyek MCU dari 2008.

Meski begitu, Man of Steel masih sangat layak ditonton dan masih bisa dinikmati.

7. Suicide Squad 2 (2021) — 6/10

Biasanya jarang sekali ada film sekuel yang lebih baik dari film originnya, namun Suicide Squad 2 berbeda.

Sekuel film geng anti-hero ini didapat dinikmati baik oleh fans DC atau penonton biasa. Komedi dibawakan lebih gelap, adaptasi komik absurd, kocak, dan hiper-kekerasan yang menjadi ciri khas mereka terealisasi dengan cemerlang.

Hal ini tentu tidak terlepas dari keputusan DC yang menunjuk James Gunn untuk memimpin proyek sekuel Suicide Squad. Gunn telah terbiasa dengan film bertema pahlawan seperti Guardians of The Galaxy, atau anti-hero Brightburn (2019).

Catatan: film ini menyenangkan untuk ditonton, tapi disarankan sebagai tonton keluarga.

5. Shazam! (2019) — 7/10

Shazam! tanpa dipungkiri menjadi film keluarga terbaik yang ada di DCEU. David F. Sandberg membawa film ini terlihat lebih Marvel daripada film Marvel sendiri.

Grading gelap, latar cerita menyedihkan, serta komedi hitam ala DC nyaris tidak ada. Shazam! bahkan membawakan film dengan tema superhero kembali ke asalnya. Impian dan imajinasi anak-anak.

Sandberg menyindir film-film superhero yang berat, gelap, kompleks, dan sulit diikuti. Hasilnya, ia menciptakan dunia yang menyenangkan di arungi bersama, imajinatif, serta tulus.

Meski diberikan anggaran terbatas oleh DC, Shazam! bahkan menghasilkan uang lebih banyak dari pada film-film mereka yang lain.

Saran: sempat tak sempat, usaha sempatkan waktu untuk menonton Shazam! 😉

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here