109 Makalah Dikupas di Konferensi Internasional FAH UIN Ar-Raniry

109 Makalah Dikupas di Konferensi Internasional FAH UIN Ar-Raniry Konferensi internasional dan pertemuan Forum Dekan dan Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se-Indonesia di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, 17-20 Mei 2024. Foto: Ho for Komparatif.ID
Konferensi internasional dan pertemuan Forum Dekan dan Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se-Indonesia di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, 17-20 Mei 2024. Foto: Ho for Komparatif.ID

Komparatif.ID, Banda Aceh— Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar konferensi internasional dan pertemuan Forum Dekan dan Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se-Indonesia di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, 17-20 Mei 2024.

Acara ADIA secara resmi dibuka Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman, MA yang diwakili Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Perencanaan UIN Ar-Raniry Prof. Dr. Khairuddin, MA.

Kegiatan ini diikuti oleh 27 perwakilan fakultas dari berbagai universitas di Indonesia yang tergabung dalam Forum ADIA, dengan total peserta mencapai 206 orang. Dari jumlah tersebut, 60 peserta merupakan dosen dan mahasiswa dari FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Konferensi dibagi menjadi sembilan sesi panel yang membahas berbagai isu sesuai dengan sub tema yang telah ditetapkan. Sebanyak 109 makalah ilmiah dipresentasikan dalam sesi-sesi tersebut, mencakup topik-topik penting yang berkaitan dengan pengembangan humaniora digital dalam konteks peradaban Islam, sastra, budaya, dan studi perpustakaan.

Sekretaris Balitbang dan Diklat Kemenag RI M. Arskal Salim GP yang diundang sebagai pembicara kunci menekankan pentingnya memahami dan menghargai keragaman budaya Indonesia sebagai pondasi untuk membangun bangsa yang kuat.

“Indonesia kaya akan keragaman budayanya. Indonesia memiliki 1.340 suku, 2.500 bahasa daerah, dan enam agama resmi. Keragaman tersebut adalah kekayaan yang tidak dimiliki negara lain,” ungkap Arskal.

Konferensi ini juga menghadirkan narasumber internasional seperti Prof. R. Michael Feener dari Kyoto University Jepang, Prof. Dr. Moustafa Mohammed Rizk Elsawahly dari Universiti Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam, dan Assoc. Professor Dr. Shamila dari Universiti Teknologi MARA, Malaysia.

Baca jugaUIN Ar-Raniry Tekad Pertahankan Kualitas Mutu pada 2024

Selain itu, pembicara kunci dari dalam negeri yang turut hadir adalah Prof. Eva Leiliyanti, Ph.D dari Universitas Negeri Jakarta, Prof. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, MA, dan Hermansyah, M.Th., M.A.Hum dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Salah satu sesi yang menarik perhatian ialah presentasi dari Hermansyah pada hari kedua konferensi. Ia memaparkan topik “Jalur Rempah dan Manuskrip”, yang merupakan bagian dari program nasional untuk mengusulkan Jalur Rempah sebagai warisan dunia UNESCO.

Dalam presentasinya, Hermansyah menekankan pentingnya penguatan bukti otentik dan narasi komprehensif terkait Jalur Rempah, bukan hanya dari catatan bangsa luar, tetapi juga dari arsip-arsip lokal seperti surat-surat (sarakata), kitab, dan berbagai bahan lainnya.

“Jalur rempah menjadi pemersatu para bangsa-bangsa di Nusantara tempo dulu, jaringan perdagangan satu wilayah dengan wilayah lainnya telah menyatukan keragaman di setiap wilayah. Oleh karena itu, surat-surat Sultan di Kesultanan Pasai dan juga Sultan Kerajaan Aceh menyebut beberapa lokasi yang menjadi titik pelabuhan pada era itu,” ungkap dalam konferensi internasional FAH UIN Ar-Ranity tersebut.

Sebagai Ketua Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara) Komisariat Aceh, Hermansyah berharap melalui Forum ADIA dapat dibentuk sebuah sistem database manuskrip atau arsip yang terintegrasi antar kampus. Hal ini bertujuan agar arsip-arsip tersebut dapat diakses, dikelola, diteliti, dan dimanfaatkan bersama oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here